25 radar bogor

Tujuh Warga Bogor Tewas Diterjang Tsunami Banten, Berikut Datanya

Foto salah satu korban tsunami Banten warga Citeko Cisarua, Bogor.
Foto salah satu korban tsunami Banten warga Citeko Cisarua, Bogor.

BOGOR-RADAR BOGOR, Ratusan nyawa melayang akibat tsunami yang menerjang pesisir Banten, pada Sabtu (22/12/2018). Hampir seribu orang luka-luka dan puluhan lainnya dinyatakan hilang. Di antara korban tewas ada warga Bogor yang juga meninggal dunia.

Jenazah Warga Cisarua Korban Tsunami Banten Disambut Isak Tangis Keluarga, Begini Suasananya

Data yang dihimpun Radar Bogor, hingga Minggu (23/12/2018) pukul 23.00 WIB, sebanyak tujuh warga Bogor diketahui meninggal dunia.

Mereka adalah, Rossy Armanda (Desa Citeko, Kecamatan, Cisarua, Kabupaten Bogor), Kristiyawati (Desa Citeko, Kecamatan, Cisarua, Kabupaten Bogor), Retno Wati (Desa Citeko, Kecamatan, Cisarua, Kabupaten Bogor), Robby Abdul Rozak (Desa Citeko, Kecamatan, Cisarua, Kabupaten Bogor), Ani Purjayanti (dosen IPB), Darnella Sinaga (Perumahan Griya Bukit Jaya, Blok C14 Kecamatan Gunungputri) dan Andri Kusuma Wijaya (Leuwiliang, Pelatih Basket SMAN 1 Leuwiliang).

Rossy Armanda, Kristiyawati, Retno Wati, dan Robby Abdul Rozak merupakan keluarga besar H. Ujang asal Desa Citeko, Kecamatan, Cisarua, Kabupaten Bogor.

Keluarga korban, Indri Pidriani (23) menjelaskan, ada sekitar 26 orang yang merupakan keluarga besarnya turut menjadi korban dalam peristiwa tsunami di Selat Sunda itu.

“Kami keluarga besar, berangkat kesana (Banten) Sabtu dini hari dalam rangka liburan keluarga besar aja,” ujar Indri kepada Radar Bogor ditemui di rumah duka di RT 4/2 Kampung Kebon Jahe, Desa Citeko, tadi malam (22/12).

Indri menjelaskan, pihak keluarga baru mengetahui kabar duka yang menimpa keluarganya itu setelah salah satu korban selamat memberi kabar melalui RSPG Cisarua.

“Jam 10 malam lihat televisi ada bencana itu terus kita hubungi mereka tidak aktif semua. Jam 3 pagi, ada korban selamat dia kerja di RSPG Cisarua, minta kabarin ke sini kalau mereka jadi korban,” jelasnya.

Hingga akhirnya, keluarga mendapat kabar bahwa empat orang yang meninggal dunia dan dua orang hilang. Sedangkan sisanya mengalami luka-luka.

“Kabar terakhir empat keluarga saya yang meninggal termasuk paman saya. Terus dua orang masih hilang, sisanya luka-luka dirawat di puskesmas sana. Ini kita lagi nunggu jenazah ke sini,” imbuhnya.

Di tempat yang sama, adik Rossy, Kusyadi (52), mengaku tak memiliki firasat aneh mengenai kakaknya tersebut. Hanya saja, almarhum sempat terlihat tak bertenaga, tidak seperti biasanya. “Terakhir bertemu tidak ada yang aneh dari almarhum. Tapi terlihat sedikit lemas saja,” ungkapnya.

Kepala Desa Citeko, H. Idris mengatakan dari informasi yang didapatnya ada 26 keluarga besar yang turut menjadi korban tsunami. “Jadi ada 26 korban, 18 luka-luka, 4 meninggal dunia, 2 masih dalam pencarian, dan 2 selamat,” pungkasnya.

Duka juga dirasakan keluarga Darnella Sinaga. Warga Perumahan Griya Bukit Jaya, Blok C14 Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor itu ikut terseret tsunami Selat Sunda dan terpisah dari keluarga. Saat bertemu pagi harinya, Darnella sudah tak bernyawa. Sedangkan sang suami, Eldzon Simbolon menderita luka berat.

Keluarga korban, Darmina mengatakan keluarga sempat berkumpul mencari informasi Darsella. Namun tak satupun nomor di antara rombongan keluarga dari Bogor bisa dihubungi aktif.

“Saudara saya memberitahukan kemarin pas kejadian jam 10 ada tsunami. Anak-anaknya kebetulan selamat. Jadi bapaknya dan ibunya terbawa arus. Beberapa jam tidak kelihatan dan baru terdampar,” kata Darmina anggota keluarga korban kepada Radar Bogor.

Akhirnya, kata Darmina, keluarga memutuskan untuk menghubungi nomor TIM SAR bencana untuk mengetahui kabar Darsella dan suami. “Kami meminta tolong mengecek nama keluarga. Kami beri nama keluarga, pagi hari nama kakak kami Darnella sudah meningal dunia dan bapak Eldzon luka-luka,” tuturnya.

Darmina menuturkan, Eldzon suami dari Darsela sempat terapung-apung mencari sang istri. Di tengah gelap, Eldzon berjibaku dengan gelombang dan puing bangunan yang mengulung tubuhnya. “Bapaknya bisa berenang, dia mencari tapi tidak menemukan. Dia luka berat terkena puing bangunan, dan tidak bisa jalan,” katannya.

Darmina mengatakan, keberangkatan keluarga Eldzon dan Darsella ke Anyer untuk liburan. Di sana sanak keluarga berkumpul untuk merayakan Natal. “Keluarga ke sana untuk liburan dan berkumpul untuk Natal,” katannya sendu.

Tak hanya itu duka juga menyelimuti keluarga besar Institut Pertanian Bogor (IPB). Dosen IPB, Ani Purjayanti menjadi salah satu korban tewas tsunami di Banten.

Rektor IPB Arif Satria mengaku sangat berduka karena kehilangan salah satu insan terbaiknya. Ia menyebut, sampai saat ini pihak IPB masih terus berkoordinasi dengan keluarga korban yang masih selamat.

Sementara Kepala Biro Komunikasi IPB Yatri Indah Indah Kusumastuti mengatakan saat kejadian almarhumah sedang mengunjungi keluarga besarnya di daerah Pandeglang dekat Kecamatan Carita. Saat tsunami menerjang, korban tak sempat menyelamatkan diri dan terseret ombak hingga meninggal dunia.

“Kabar yang kami terima seperti itu. Sudah ditemukan malam itu juga. Sekarang jenazah almarhumah disemayamkan di rumah dukanya di Rangkasbitung. Rencana yang kami terima dari keluarga almarhumah akan dimakamkan di Ambarawa  Jawa Tengah,” kata Yatri.

Ia melanjutkan, suami dan dua putra almarhumah sebenarnya juga menjadi korban. Namun, keduanya diselamatkan dalam kondisi luka akibat terseret arus ombak dan tertimpa reruntuhan bangunan.

Yatri melanjutkan, Badan Eksekutif Mahasiswa KM IPB 2018 saat kejadian juga berada di kawasan Tanjung Lesung. Mereka singgah di Blue Osean Homestay. Lokasi tersebut sempat dihantam air. “Alhamdulillah, mereka semua selamat. Sudah kembali lagi ke Bogor. Tidak ada korban jiwa. Mereka juga membentuk tim evakuasi darurat untuk menyelamatkan barang-barang,” ujarnya.

Sementara itu, korban dan kerusakan akibat tsunami yang menerjang wilayah pantai Anyer dan Lampung di Selat Sunda terus bertambah. Data terakhir dari BNPB, Minggu (23/12) hingga pukul 16.00 WIB, tercatat 222 orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka, dan 28 orang hilang.

Sementara itu, kerusakan material meliputi 556 unit rumah rusak, 9 unit hotel rusak berat, 60 warung kuliner rusak, 350 kapal dan perahu rusak. Data itu belum meliputi ratusan kendaraan yang terkena sapuan tsunami. (don/fik/rp2/rp1/jun/tyo/lyn/d)