25 radar bogor

Diungkap Eks Manajer Persibara, ‘Miss T’ Ternyata Wasit Futsal

Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono beserta eks manajer Persibara berani ungkap para pelaku pengaturan skor di Liga 3

JAKARTA-RADAR BOGOR, Keberanian Persibara Banjarnegara yang mengungkap adanya praktik pengaturan skor di Liga 3 berdampak buruk bagi sejumlah petinggi PSSI. Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono dan mantan manajer Persibara Lasmi Indaryani berulangkali menyebut nama Miss T dan Mr P sebagai dalangnya dalam program acara Mata Najwa pekan lalu.

Selain itu, dua anggota Exco PSSI, Johar Lin Eng dan Papat Yunisal, termasuk yang disebutkan pihak Persibara menjadi bagian dari skandal pengaturan skor ini. Termasuk juga anggota Komdis PSSI Dwi Irianto alias Mbah Putih.

Hanya, yang dianggap sebagai tokoh sentral dalam kasus ini tetap berada dalam diri Miss T dan Mr P. Siapakah mereka hingga jadi aktor dalam pengaturan skor?

Lasmi akhirnya buka-bukaan. Yang dimaksud mantan manajer Timnas U-16 putri Indonesia itu adalah Anik Yuni Artika Sari. Perempuan yang disapa Tika itu pernah menjadi wasit di Liga Futsal Nusantara (LFN) 2016 Jateng. Sedangkan, Mr P yang dimaksud adalah Priyanto alias Mbah Pri

”Tika itu mengaku sebagai anaknya Mbah Pri. Selama beberapa bulan dia (Tika, red) selalu bersama saya,” ucap Lasmi. ”Ternyata hanya menjadi penyusup yang menjadi suruhan Mbah Pri.”

Tika, perempuan kelahiran Pati 7 Juni 1992 itu, merupakan wasit futsal profesional asal Jateng. Lisensi wasit futsal telah dimilikinya sejak 2015. Lisensi nasional level 1 didapatkan perempuan yang pernah berkuliah di Universitas PGRI Semarang itu setelah mengikuti kursus wasit pada 20-24 Oktober 2016 di Jatinangor, Jawa Barat.

Karir Tika sebagai wasit futsal dari level pelajar hingga Liga Nusantara, diawali dengan menjadi pemain futsal. Dia diketahui pernah bergabung dengan beberapa klub di Semarang dan beberapa kota lain di Jateng.

Namanya mulai terkait dengan pengaturan skor setelah Budhi dan Lasmi buka suara. Lasmi ketika masih menjadi manajer Persibara mengatakan, pernah diminta oleh Tika untuk membayar Rp 500 juta sampai Rp 600 juta supaya lolos ke 32 besar Liga 3 2018.

Bahkan, Tika berjanji akan mengembalikan uang itu kalau Persibara tidak lolos. Ternyata, Persibara tidak lolos dan uang belum dikembalikan.

Dari Lasmi, Jawa Pos kemudian mendapatkan nomor kontak Tika. Sayang, meski sudah berkali-kali dihubungi, tapi tidak ada respons. Akun media sosial Tika di Instagram dan Twitter juga tak lagi aktif.

(ana/ham)