25 radar bogor

Dua Kecamatan di Kawasan Puncak Ini Jadi Pintu Masuk Peredaran Narkoba

Ilsutrasi Narkoba
Ilsutrasi Narkoba

CIAWI–RADAR BOGOR, Jelang perayaan Natal dan malam pergantian tahun, Gerakan Indonesia Anti Narkoba (GIAN) mengklaim bahwa destinasi wisata di kawasan Puncak Bogor menjadi wilayah yang paling seksi dalam peredaran narkoba.

Pasalnya, tidak bisa di pungkiri bahwa peredaran narkoba kerap terjadi oleh karena beberapa faktor. Seperti kemunculan pendatang yang hendak berwisata maupun penyelenggara wisata yang memang secara sengaja menyediakan barang haram tersebut untuk dinikmati para wisatawan.

Ketua Umum DPP GIAN, Guntur Eko Widodo menerangkan, kawasan Puncak merupakan kawasan wisata yang berpotensi menjadi pintu masuk (Entry Poin) peredaran narkoba pada hari natal maupun malam pergantian tahun.

Untuk peredarannya pun, dilakukan dari berbagai jaringan secara profesional. “Daerah – daerah wisata, notabenenya Puncak itu salah satunya entry poin dan itu terbukti. Peredarannya juga rapi dan bersih, sehingga petugas juga sulit untuk mengendus pergerakannya,“ tuturnya kepada Radar Bogor, Kamis (20/12).

Dirinya mengatakan, ada beberapa titik peredaran narkoba yang telah dipetakan GIAN di kawasan Puncak. Lanjut Guntur, wilayah tersebut berada didalam plosok – plosok desa yang berada di dua wilayah, yakni Kecamatan Megamendung dan Cisarua. “Titik – titik pelosok dan rawan peredaran narkoba pada hari natal dan malam pergantian tahun itu ada di Cipayung, Ciburial, Tugu Utara hingga Puncak Pas. Dan peredaran itu semuannya dilakukan didalam plosok desa,“ terangnya.

Melalui pendataan GIAN, Bogor saat ini telah menempati urutan kedua setelah Bandung dalam penyalahgunaan Narkoba wilayah Provinsi Jawa Barat. Dan untuk peredarannya juga menyasar pada kawasan – kawasan wisata di wilayah bagian selatan Kabupaten Bogor.

Salah satu kawasan wisata yang juga kerap menjadi Entry Poin dalam peredaran narkoba, yakni Tamansari.

Menanggapi hal itu, Kapolsek Tamansari, Iptu Nur Hidayat mengatakan, untuk peredaran narkoba di wilayah Tamansari itu relatif tidak ada. Akan tetapi, keberadaan narkoba di wilayah tersebut terjadi ketika warga luar masuk ke Tamansari dan menggunakan barang haram tersebut. “Jadi narkoba itu dari luar dibawa orang yang datang ke Tamansari. Kasus narkoba baru sekali kita temukan,“ jelasnya.

Menurutnya, untuk peredaran narkoba di Tamansari tidak mungkin terjadi. Karena, kawasan tersebut didominasi daerah buntu. Akan tetapi, dirinya tidak menampik untuk penggunaan narkoba dimungkinkan ada. “Jadi dia belanja di kota, tapi menggunakan di wilayah ini. Seperti di destinasi wisata,“ tuturnya.

Sementara, Untuk menangulanginya, Lanjut Nur Hidayat, pihaknya juga telah melakukan komunikasi kepada para penyelenggara pariwisata. Jadi, ketika terdapat pengunjung datang tengah malam dan mencurigakan, agar tidak diterima kunjungannya.

“Tujuannya juga agar tidak ada pendatang yang menggunakan narkoba. Kepolisian juga mengimbau untuk para penyelenggara pariwisata untuk bisa bekerjasama dalam memerangi penggunaan narkoba di wilayah Tamansari,” pungkasnya. (rp1/c)