25 radar bogor

Training of Mapping, Mentan Libatkan Langsung Mahasiswa Pertanian

Para peserta yang merupakan mahasiswa pertanian berpartisipasi dalam ToM, yang digagas Himpunan Alumni IPB. Foto : IPB FOR Radar Bogor

CIAWI – RADAR BOGOR, Himpunan Alumni IPB bekerjasama dengan Kementerian Pertanian dan BEM KM IPB menyelenggarakan Training of Mapping (ToM) selama tiga hari, belum lama ini.

Sebanyak 35 orang perwakilan mahasiswa pertanian Indonesia menjadi peserta dalam kegiatan dalam rangka Konsolidasi Nasional Mahasiswa Pertanian Indonesia tersebut.

Kegiatan dilanjutkan kembali tiga hari kemudian (3-5/12). Acara ini merupakan grand event konsolidasi yang diikuti 120 mahasiswa pertanian dari 40 perguruan tinggi negeri dan swasta yang memiliki Fakultas Pertanian.

Hasil mapping dan profiling yang sudah dilakukan mahasiswa pada tahapan ToM dipresentasikan di hadapan para stake holder pertanian bahkan didengar langsung oleh Menteri Pertanian, Amran Sulaiman.

Hasil dari mapping, banyak hal yang perlu dibenahi. Banyak harapan para petani dan perangkat desa tentang impian kemajuan dan pembangunan desa maju versi masyarakat.

Bahkan sudah berani memberikan beberapa rekomendasi kepada menteri pertanian tentang apa saja area atau celah perbaikan program, yang perlu ditindaklanjuti. Kemarin juga sebagai momentum yang strategis bagi para mahasiswa pertanian Imdonesia untuk berdialog dan menyampaikan langsung temuan dan gagasan strategis, yang akan mereka sampaikan langsung kepada menteri pertanian dan jajarannya.

Ketua Himpunan Alumni IPB, R. Fathan Kamil menyampaikan terima kasih atas sinergi yang baik tersebut dengan Kementerian Pertanian dan BEM KM IPB.

“Nantinya kegiatan ini menjadi agenda rutin tahunan untuk mengawal proses pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Dengan melibatkan mahasiswa pertanian sebagai calon pemimpin Indonesia di masa depan,” terang R. Fathan Kamil.

Sementara itu, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mendorong seluruh mahasiswa pertanian yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pertanian di seluruh Indonesia agar mau mengawal dan berkontribusi terhadap jalannya program pemerintah. Khususnya bidang pangan.

“Kami sudah mengimbau kepada kepala badan (Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian-red), untuk membangun komunikasi kepada BEM seluruh Indonesia,” kata Amran.

Menurut Amran, komunikasi itu nantinya berfungsi untuk menampung saran dan kritik mahasiswa dalam mewujudkan kesejahteraan petani. Mahasiswa bisa mengawasi program yang diimplementasikan pemerintah, khususnya bidang pertanian, sekaligus berkontribusi dalam upaya menyejahterakan para petani.

“Jadi ketika ada masalah bisa langsung menyurat dengan tembusan rektor dan dekan,” kata Amran.  Negara ini milik bersama, lanjutnya, jadi harus dibangun secara bersama. “Tanpa kebersamaan saya yakin mimpi kita tidak akan tercapai. Oleh karena itu, saya sudah sampaikan bahwa adik-adik mahasiswa bisa langsung memantau,” tambah Amran.

Amran mengaku bangga sekaligus bahagia, karena jumlah remaja yang mendaftarkan diri ke Fakultas Pertanian jauh meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan demikian, jika anak mulai berminat pada sektor pertanian, harapannya realisasi kesejahteraan petani semakin dekat dan bisa tercapai.

“Mahasiswa Politeknik yang dulunya hanya 980 orang pertahun, sekarang meningkat 1200 persen. Dengan pencapaian besar yang memberikan harapan dan mimpi besar yang sudah ditetapkan,” ujarnya. Data tersebut ia peroleh dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) yang mengakumulasi jumlah kenaikan mahasiswa pertanian hingga 64 persen.

Menurutnya, banyaknya peminat itu tak terlepas dari adanya sejumlah konglomerat nasional sukses yang berasal dari sektor pertanian. Pencapaian 64 persen ini kemajuan yang luar biasa, Artinya ada gerakan masif seluruh remaja Indonesia, yang makin mencintai sektor pertanian. “Toh kalau mau jujur, 8 dari 10 konglomerat Indonesia juga berasal dari sarjana pertanian,” tukasnya.(mer/c)