25 radar bogor

Waspada! Marak Penipuan Berkedok Bea Cukai, Begini Modusnya

Ilustrasi Penipuan

BOGOR – RADAR BOGOR, Kasus penipuan yang mengatasnamakan Bea Cukai kembali marak  menjelang akhir tahun. Modusnya lewat panggilan telepon melalui nomor yang menyerupai call center hingga panggilan notifikasi bea masuk dan pajak yang terutang.

Pada modus ini, korban akan dihubungi oleh nomor dengan awalan +6277, +6288, +1500 atau tidak menutup kemungkinan melalui nomor lain. Apabila panggilan ini diangkat, akan terdengar suara mesin yang menyatakan bahwa penerima telepon mendapatkan notifikasi bea masuk dan pajak yang belum diselesaikan dan diarahkan untuk menekan angka nol.

Jika penerima menekan angka nol, maka akan tersambung dengan operator yang mengaku sebagai petugas. “Nah, yang berbahaya dari modus ini, pelaku akan meminta data pribadi seperti nama lengkap dan nomor KTP dengan dalih pengecekan data,”  ujar Kepala Sub Direktorat Komunikasi dan Publikasi Bea Cukai, Deni Surjantoro.

Deni menjelaskan modus ini terbilang baru dan lebih rapi. Karenanya Ia meminta, apabila masyarakat menerima panggilan seperti ini sebaiknya segera mematikan panggilan.

“Yang bahaya selain penipuan berupa materi, disini data korban juga dicuri. Kita tidak tahu akan diapakan data ini,” kata Deni.

Bagi masyarakat yang merasa terganggu, jangan ragu untuk menghubungi Bea Cukai apabila dihubungi oleh oknum yang mengaku sebagai petugas bea cukai. Bea Cukai sangat mudah dihubungi baik lewat sosial media atau melalui fanspage.

“Kami harap masyarakat lebih waspada dan selalu aktif berkonsultasi dengan kami melalui saluran yang disediakan” pungkas Deni

Sementara itu Polres Bogor juga meminta  agar masyarakat untuk tetap waspada terhadap penipuan yang dilakukan melalui ponsel. Jika merasa ada penipuan melalui sambungan telepon, pembicaraannya lebih baik direkam. Sehingga bisa menjadi bahan laporan ke polisi.

“Lebih hati-hati lagi, kalau bisa saat berbicara diteleponnya direkam, kemudian nomor HP-nya juga diingat,” terangnya.

Rekaman itu bisa digunakan kepolisian sebagai barang bukti untuk penyelidikan. Sedikitnya ada informasi yang bisa digali oleh polisi dari rekaman pembicaraan dan nomor telepon pelaku.

“Sebagai bahan kita untuk melakukan penyelidikan itu. Paling tidak rekaman itu memberikan informasi  buat kita,” kata Ita.

Selain itu, menurutnya hingga kini penipuan berhadiah melalui SMS juga masih tetap marak. Karenanya dia mewanti-wanti masyarakat agar jangan terbuai atas iming-iming hadiah yang di tawarkan. (oke/fik/d)