25 radar bogor

Hadir di IPB, Ketua Komisi Zakat dan Wakaf Nigeria Serukan Wakaf Pohon

BOGOR-RADAR BOGOR, Chairman of Zakat and Endowment Commission of Sokoto State, Nigeria, Mohammad Lawal Maidoki mengatakan bahwa zakat dan wakaf memiliki banyak manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.

Sedikitnya terdapat enam aspek yang akan merasakan manfaat dari zakat dan wakaf tersebut. Keenam aspek tersebut ialah spiritual, lingkungan, ekonomi, sosial, nutrisi dan medis. Aspek tersebut dapat dipenuhi dengan menggunakan konsep wakaf pohon.

“Melalui gerakan wakaf pohon, kita dapat mensejahterakan masyarakat tanpa harus merusak lingkungan. Justru dengan wakaf pohon ini lingkungan bisa lebih terjaga dan lestari,” ujar Mohammad Lawal.

Di Nigeria, konsep wakaf pohon sudah diterapkan sejak lama dan memberikan hasil yang memuaskan.

Pasalnya, dengan menanam pohon, masyarakat dapat menikmati hasilnya tidak hanya sekali, melainkan dapat menikmati hasil tersebut berulangkali selama pohon tersebut masih dapat menghasilkan buah.

Wakaf pohon ini tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, melainkan anak-anak juga dapat memberikan wakaf pohon.

Dengan wakaf satu pohon, seorang anak dapat menikmati hasilnya setelah lima tahun mendatang, sesuai umur pohon tersebut dapat berbuah.

Di sisi lain, penyaluran zakat di Sokoto, Nigeria diberikan kepada perempuan dan anak-anak. Lebih dari 50 persen mustahiq zakat atau penerima zakat di Sokoto, Nigeria adalah perempuan sedangkan hanya 20 persen penerima zakat laki-laki.

Zakat yang diberikan kepada mustahiq digunakan sebagai program pengentasan kemiskinan di kota tersebut.

Hal ini disampaikan Maidoki saat berlangsung Kuliah Umum “Islamic Social Fund for Sustainable Development Goals”, Selasa (13/11) di Auditorium Andi Hakim Nasution, Kampus IPB Dramaga, Bogor.

Kegiatan ini digelar oleh Departemen Ilmu Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (FEM IPB).

Dengan mencontoh kebijakan di Sokoto, Nigeria, Dr. Asep Nurhalim, Lc., M.Pd.I., Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Syariah IPB mengajak kepada lembaga zakat supaya menggunakan zakat sebagai instrumen pembangunan berkelanjutan.

Tidak hanya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, Dr. Asep berharap dengan zakat dan wakaf kesejahteraan lingkungan juga tetap terjaga.

“Zakat dan wakaf itu tidak hanya menerima dan menyalurkannya saja, melainkan harus ada target maupun program yang bisa mengubah mustahiq zakat menjadi muzaqi,” papar Dr. Asep.

Dr. Asep mengaku bahwa saat ini masyarakat Indonesia masih butuh pencerdasan terkait zakat dan wakaf.

Meskipun sudah ada lembaga yang mengurus zakat dan wakaf, masyarakat masih perlu mendapat pencerahan tentang zakat dan wakaf tersebut.

Beberapa hal yang perlu disampaikan kepada masyarakat terkait zakat dan wakaf adalah urgensi pembayaran zakat, kegunaan dan fungsi zakat, pembagian zakat dan pihak-pihak yang harus membayar serta menerima zakat. (Rosyid/Zul)