25 radar bogor

Kondisi Sungai Ciliwung Mengkhawatirkan, 5.652 Rumah Buang Sampah

BIKIN KUMUH: Sampah plastik dan rumah tangga dibuang begitu saja di tepian Sungai Ciliwung, dekat Jembatan Otista.

BOGOR–RADAR BOGOR, Kondisi Sungai Ciliwung yang rusak akibat sampah dinilai sudah cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, ada 5.652 bangunan yang masih membuang sampah dan limbah lainnya ke sungai tersebut.

Direktur Eksekutif Indonesia Nature Film Society (Infis), Een Irawan Putra mengatakan, total bangunan rumah sepanjang sungai tersebut terbagi di beberapa kecamatan. Antara lain di Bogor Timur 1.977 rumah, Bogor Tengah 1.491 rumah, Bogor Utara 1.878 rumah, dan Tanahsareal 306 rumah.

“Yang ada di kawasan kota ini adalah permasalahan sampah. Terutama dari rumah tangga, septitank, hingga okupasi bantaran,” kata Een saat ngobrol santai mengenai Ciliwung bersama Muspida Kota Bogor, Bogor Sahabats, dan para pakar lingkungan sekaligus syukuran rumah Rekam Nusantara di Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Senin (5/11/2018).

Suasana ngobrol santai mengenai Ciliwung bersama Muspida Kota Bogor, Bogor Sahabats, dan para pakar lingkungan sekaligus syukuran rumah Rekam Nusantara di Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Senin (5/11/2018).

Menurutnya, Ciliwung dari tahun ke tahun sama. Bahkan, debit air ketika hujan pasti naik karena di dasarnya sudah rusak karena sampahnya lebih tinggi. Koordinator Komunitas Peduli Ciliwung itu mengungkapkan, Satgas Naturalisasi Ciliwung menemukan jalan-jalan kecil dari pemukiman penduduk menuju bantaran sungai.

Ia menganggap, akses tersebut sengaja dibangun warga untuk membuang sampah mereka. Tumpukan sampah bahkan ditemukan hingga ke anak dan cucu sungai tersebut. Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya menemukan bangunan tepat di pinggir sungai dan biasa membuang sampah langsung ke sana.

“Ada satu pondok di pinggir sungai yang dibiarkan membuang hingga banyak timbunan sampahnya,” katanya sambil menunjukkan foto bangunan tersebut.

Sekretaris Jenderal (Sesjen) Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, perlunya sinergitas antar unsur untuk menuntaskan permasalahan yang ada di Ciliwung ini. Terutama, kontribusi Kabupaten Bogor sebagai wilayah untuk hulu Ciliwung.

Dalam pembahasan kemarin, mantan Pangdam III Siliwangi itu juga memberikan saran berdasarkan pengalamannya membersihkan Sungai Citarum saat menjadi menjabat sebagai panglima. Menurutnya, pemerintah harus melibatkan akademisi, pengusaha hingga ulama.

“Program ini harus ada organisasi yang mengelolanya. Harus jelas siapa komandannya dan siapa saja yang terlibat,” kata mantan Danrem Suryakancana tersebut.

Organisasi tersebut selanjutnya diminta membuat sistem yang harus segera dijalankan oleh ahli di bidang terkait.

Terakhir, ia menegaskan program naturalisasi Ciliwung harus jelas targetnya mulai dari jangka pendek hingga panjang. “Waktu di Citarum, target hingga enam bulan harus tak ada lagi sampah di permukaan. Itu bisa diterapkan di Ciliwung,” kata Doni.

Doni menilai, upaya naturalisasi Ciliwung juga perlu dilakukan dari hulu sungai wilayah Kabupaten Bogor. Menurutnya, kondisi lingkungan di hulu juga sudah cukup rusak akibat luas lahan penyerapan hujan yang terus berkurang.

Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto berjanji, terus menormalisasi Daerah Aliran Sungai tersebut bahkan mengubahnya menjadi kawasan pariwisata. “Kami ingin menjadikan DAS Ciliwung sebagai kawasan wisata terindah di Indonesia,” tambah Bima. (dka/c)