25 radar bogor

Brankas Uangnya Hilang, Bandar Togel di Petobo Bikin Sayembara. Hadiahnya Rp25 Juta!

Kawasan Petobo luluh lantah dihantam gempa dan tsunami. (dok.Radar Bogor)

PALU-RADAR BOGOR,Setelah dihantam tsunami dan gempa bumi, penjarahan seolah menjadi bencana ketiga yang menimpa masyarakat Palu, Donggala, dan Sigi.

Pencurian barang sisa guncangan itu marak terjadi lantaran tak sedikit korban dipisahkan dari harta dan bendanya. Terlebih di kawasan Petobo, yang dikenal sebagai Las Vegas-nya Kota Palu.

Saban hari, kini Ebus (32) diha­dap­­kan dengan malam panjang. Menjadi suatu keharusan bagi warga kawasan Petobo untuk begadang di depan rumahnya pasca-lingkungan sekitar dibuat porak poranda.

Kini, kawasan Petobo disebutnya jauh dari kata aman. Beberapa kali tetangga satu RW yang terhindar dari tsunami lumpur kehilangan barang berharganya. Mulai dari kendaraan sepeda motor hingga barang-barang perhiasan.

“Meski rumahnya selamat, semua mengalami kerusakan. Umumnya bisa dimasuki orang lain dari luar. Jadi memang harus dijaga terus,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Ia meyakini, para pelaku pencurian itu awalnya sekadar melakukan penjarahan terhadap barang-barang sisa bencana. Dikenal sebagai tempat perputaran uang terbesar di Sulawesi Tengah (Sulteng), membuat Petobo dijadikan kawasan favorit bagi aktivitas penjarahan.

Belakangan, seorang bandar togel di Petobo dikabarkan tengah melakukan sayembara untuk menemukan brankasnya yang hilang ataupun diambil penjarah. Tak tanggung-tanggung, bagi mereka yang berhasil menemukannya akan diberikan uang pengganti sebesar Rp25 juta.

Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, ada sekitar 744 unit rumah di Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah tertimbun lumpur akibat gempa bumi.

Menurut Sutopo, fenomena tanah yang berubah menjadi lumpur dan kehilangan kekuatan disebut likuefaksi. Efek likuefaksi tersebut seolah-olah membuat perumahan di Petobo terkesan hanyut dan ditelan bumi.

Hal itu disebabkan oleh massa dan volume lumpur yang keluar dalam jumlah besar saat gempa. “Ada lebih kurang 744 unit rumah yang tertimbun oleh material lumpur,” kata Sutopo.(fik/d)