25 radar bogor

Debu dan Suhu Panas AncamPengungsi Gempa Bumi Palu, Ini Siasat Tim Relawan Bogor

Tim Relawan Bogor saat memberikan obat bagi pengungsi. (Andika/Radar Bogor)

PALU–RADAR BOGOR, Perjuangan tim Kemanusiaan Relawan Bogor di lokasi bencana Palu, Sigi, dan Donggala bukan tanpa tantangan. Cuaca di Sulawesi Tengah (Sulteng) kini sedang panas-panasnya.

Itu diperparah dengan debu sisa-sisa bangunan yang hancur setelah dihantam gempa dan tsunami, Jumat (28/9). Kondisi ini juga yang mengancam warga yang berada di pengungsian.

Menurut dr. Budi Suarman yang tergabung dalam tim relawan Kemanusiaan Radar Bogor, masih banyak anak-anak yang berada di posko pengungsian belum men­dapatkan penanganan kese­­hatan yang layak. Karena­nya, tak hanya sekadar mengobati pihaknya juga memberikan vitamin agar daya tahan tubuh mereka kuat.

“Akses air bersih juga menjadi masalah. Bisa dilihat warga yang mengeluhkan gatal-gatal dan diare,” beber dia.

Dalam kegiatan hari keempat kemarin (10/10), relawan dibagi dalam dua tim. Masing-masing tim berjumlah delapan orang yang terdiri dari satu dokter, tiga perawat, dan ahli patah tulang dari Cimande. Pem­­bagian dilakukan karena luas­nya lokasi bencana dan masih banyaknya daerah terisolir yang belum disentuh medis.

Misalnya di Kecamatan Ulujadi, Taweli dan Marawola, Kabupaten Sigi. Meski sudah mendapat bantuan logistik berupa beras, mi instan, dan air mineral, tenaga medis sama sekali belum ada. Maklum akses ke tiga wilayah ini cukup jauh dari pusat Kota Palu.

“Untuk hari ini (ke­marin,red) ada 258 warga yang mendapat penanganan medis,” ungkap dr. Budi yang juga merupakan Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Bogor tersebut.

Dia menjelaskan keberadaan tenaga medis untuk membantu korban bencana di Palu, Sigi dan Donggala tidak terlepas dari peran Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dan 101 puskesmas se-Kabupaten Bogor yang bekerja sama dengan IDI dalam setiap kejadian bencana.

“Baik dengan mengirimkan tenaga, maupun bantuan logistik. Misalnya di Padang, Merapi, Lombok, dan sekarang di Palu,” ungkapnya.

Hanya saja, kata dia, bantuan logistik baik dari IDI maupun dr. Nuning beserta staf rumah sakitnya belum bisa didistri­busikan kepada para korban karena belum terangkut.

“Insya­allah akan dikirim pada Jumat dan Sabtu ini,” bebernya.

Dokter Hafiz Arqursoy yang juga bagian dari tim Relawan Kemanusiaan Radar Bogor menambahkan, selain kasus diare dan gatal-gatal, kasus hipertensi juga cukup tinggi. “Penyakitnya masih sama, orang tua hipertensi, dan gatal–gatal pada anak,” pungkasnya.(dka/d)