25 radar bogor

Dewan: Panitia Dan EO PRB Bikin Malu Bogor

RADARBOGOR, DPRD Kabupaten Bogor angkat bicara soal hoax Nissa Sabyan yang sempat menghebohkan dunia maya, kemarin. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, M Rizky, menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang me­malukan, karena menco­reng nama baik Bumi Tegar B e r i ­man.

“Ketika saya ha­rus me­milih satu kata da­lam keja­dian ini, memalu­kan. Banyak sekali masy­arakat yang mengeluh, karena kejadian ini ramai di nasional,” kata Rizky kepada Met­ropolitan, kemarin.

Selain mencoreng, ia menganggap kejadian tersebut ikut menenggelamkan prestasi Kabupaten Bogor sebagai jua­ra umum dengan raihan medali terbanyak hingga saat ini. Prestasi itulah yang justru harus dibanggakan, namun seketika dirusak dengan adanya berita hoax. “Banyak masyarakat yang menga­dukannya ke saya soal kekece­waannya,” ungkapnya.­

Rizky melanjutkan, panitia seharusnya mempercayakan acara kepada event organizer (EO) yang benar-benar kompe­ten. Sebab, porda merupakan hajatan olahraga besar yang pengelolaannya tidak boleh main-main. “Kalau seperti ini kan yang jelek jadi semuanya. Evaluasi pasti ada, besok (hari ini, red) kami rapat bareng pimpinan jadi belum bisa bicara banyak soal hasilnya,” terangnya.

Sementara itu, Penanggung Ja­wab Sukses Ekonomi, Rony Suk­mana, mengaku pasrah dengan kondisi yang terjadi. Namun ke­nyataannya, kondisi ini merupa­kan kebohongan publik yang tak dapat dimungkiri. “Dianggap kebohongan publik, mangga sila­kan. Memang begitu kenyataan­nya. Panitia dan EO sudah minta maaf, jadi apalagi,” kata Rony saat ditemui di gedung DPRD Kabu­paten Bogor, kemarin.

Rony menceritakan, meka­nisme penunjukan EO Kertas Putih dilakukan setelah EO tersebut mengajukan ke bupati Bogor dengan cara sponsorship. Mereka menyewakan tenda-tenda dan membuat pesta ra­kyat. Jadi, menggunakan sistem subsidi silang.

Terpisah, Penanggung Jawab Pesta Bogor Raya (PBR), M Bur­hani, berkilah jika pihaknya sudah menekan pihak EO dalam hal ini manajemen Kertas Putih untuk menjelaskan permasala­han tersebut ke masyarakat dan media. “Kita sudah minta dan mengejar mereka agar menje­laskan ini ke masyarakat dan katanya ada miskomunikasi. Sebenarnya acara ini juga dip­eruntukkan penggalangan dana korban gempa Palu,” katanya.

Terpisah, Sekretaris MPC Pe­muda Pancasila Kabupaten Bogor, Edy Edward, mengata­kan, kebohongan yang dilaku­kan pihak EO dengan menem­pelkan beberapa artis ibu kota adalah kejahatan sosial yang harus dipertanggungjawabkan secara hukum. Terlebih, ribuan masyarakat Kabupaten Bogor menjadi korban berita palsu yang diselenggarakan panitia bersama EO.

“Di pamflet-nya sudah jelas pembukaan dengan mengha­dirkan artis ibu kota, kok sekarang mereka nggak datang alasannya untuk pengumpulan dana. Ini kan sangat tidak pro­fesional,” tegasnya.

Sebelumnya, pembukaan Pe­kan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Barat XIII yang diselenggarakan meriah di Stadion Pa­kansari, Sabtu (6/10), ternyata menyisakan masalah lantaran salah satu grup musik Sabyan Gambus atau Nisa Sabyan me­rasa dirugikan karena dicantum­kan dalam pamflet iklan serta sejumlah papan iklan tanpa konfirmasi.

Melalui akun instagram resmi @sabyan_gambus, pemberitaan terkait Nissa Sabyan batal tampil di Stadion Pakasari Bogor ter­nyata pihaknya tidak pernah memiliki jadwal untuk show di Stadion Pakansari, Bogor. “Pa­nitia acara melakukan pembo­hongan publik dengan meny­ebarkan baliho yang mencan­tumkan sabyan/nisa akan tam­pil di sana,” tulis akun @sabyan_gambus.

Selain itu, menurut akun itu, panitia melakukan pembo­hongan dengan memasang logo Sabyan di panggung aca­ra. “Panitia melakukan pem­bohongan publik, dengan mengumumkan Nissa Sabyan akan tampil keesokan harinya,” tambahnya. (fin/c/yok/py)