25 radar bogor

Awas Ada Sindikat Tukar ATM di Citeureup, Pasutri Ini Jadi Korbannya

BOGOR-RADAR BOGOR, Cobaan bertubi-tubi Selasa  (9/10/2018), menimpah pasangan Risman (35) dan Riniarti (34).

Saat hendak menarik uang untuk anak sulungnya yang dirawat di Rumah Sakit Annisa, Citeureup, mereka  menjadi korban penipuan tukar kartu ATM (Anjungan Tunai Mandiri).

“Saya itu awalnya ingin menarik uang buat biaya rumah sakit. Anak saya dirawat. Karena tidak bisa bayar pakai ATM saya ambil tunai ke minimarket,” tutur Risman saat melapor kejadian di Polsek Citeureup kepada Radar Bogor.

Warga Kampung Karanggan Tua RT 04/06, Desa Karanggan, Gunungputri ini menuturkan, kejadian itu berlangsung singkat sekitar pukul 20.09 WIB di ATM di samping rumah sakit.

Saat di dalam mesin ATM, ia mencoba berulang kali memasukan kartu namun gagal. Tiba-tiba seorang lelaki berperawakan tinggi dengan jaket jeans datang menghampirinya.

“Bisa enggak? begitu kata pria itu sambil menghampiri saya,” kata Risman. Merasa ada yang berniat baik menolong, Risman dengan polosnya memberikan kartu ATM tersebut.

“Wah ini tidak bisa pak rusak. Saya lihat kartu saya baret-baret karena kegores,” tutur Risman.

Sejurus kemudian, pria misterius itu masuk mobil lalu tancap gas. Merasa ada yang janggal, Risman menanyakan ke petugas securiti dan hanya mendapat jawaban disarankan untuk pindah ATM.

Tanpa pikir panjang tukang ojek online ini bergegas pergi ke ATM di sebuah SPBU. “Dipikiran saya waktu itu hanya anak,” ucapnya.

Setiba di lokasi SPBU, Risman merogok kartu ATM dari dompetnya kemudian memasukannya ke mesin ATM. Apa yang terjadi, Risman kaget bukan kepalang setelah layar mesin menampilkan tulisan ‘Anda Menyalahgunakan Kartu Ini’.

“Di sini baru sadar kalau kartu saya ditukar. Saya langsung telepon bank untuk blokir kartu. Dan saya lapor polisi buat surat buka blokiran,” katanya.

Bersama Istrinya Riniarti, Risman pun langsung ke polsek Citeureup untuk membuat laporan kartu hilang. Sayangnya, petugas hanya membuatkan surat hilang tanpa memproses kronologi tindakan kriminal yang menimpa pustri ini.

“Harusnnya ini ditindak karena saya yakin pelakunya masih di sekitar sini saya lapor biar kapok ketangkap,” timpalnya lagi.

Pengakuan sedih diutarakan Riniarti. Ia mengaku kartu ATM miliknya itu tertulis nama dirinya.

Di dalamnya ada uang tabungan suami dan hasil kerjanya sebagai buruh dan jualan kecil-kecilan.

Keduannya kini tengah kelimpungan mencari dana pinjaman sambil berharap uang tabungan itu diambil sang penipu kartu ATM.

“Kami ada segitu semoga besok ke bank sudah diblokir dan bisa bayar biaya rumah sakit. Anak saya sakit panas,” tutur Riniarti. (don)