25 radar bogor

Pilpres 2019 Jawab Tudingan Hasto, Nizar: Nilai Tukar Rupiah Jatuh, Fakta apa Hoax?

Ketua DPP Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Nizar Zahro bereaksi terkait tuduhan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang mengatakan Prabowo-Sandi terus-terusan menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi) tanda adanya bukti yang valid. (Jpnn/JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR Ketua DPP Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Nizar Zahro bereaksi terkait tuduhan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang mengatakan Prabowo-Sandi terus-terusan menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi) tanda adanya bukti yang valid.

‎‎Menurut Nizar, hendaknya Hasto Kristiyanto lebih cermat dalam menangkap materi kampanye yang diusung oleh Tim Kampanye Prabowo-Sandi. Karena semua berdasarkan fakta dan datanya pun ada.

“Kami tidak asal bunyi. Semua kritik kami disertai data-data yang valid. Contoh, jatuhnya rupiah, fakta apa hoax?,” ujar Nizar kepada JawaPos.com, Senin (8/10).

Menurut Anggota Komisi X DPP itu, jatuhnya rupiah akan berimplikasi besar. Sejarah membuktikkan kejatuhan rupiah telah menyebabkan terjadinya krisis ekonomi 1998. Atas dasar sejarah itulah, Gerindra berharap jangan sampai bangsa ini terjerumus dalam krisis yang sama. Oleh karena itu, kami selalu meneriakkan agar pemerintah berhati-hati dalam mengelola ekonomi.

“Jangan seperti sekarang. Utang membengkak. Impor lebih besar dari ekspor. Maka wajar jika rupiah terjun bebas,” katanya.

Karenanya menurut Nizar, faktor kejatuhan rupiah memang ada dari eksternal. Tapi kebijakan pemerintah juga turut andil dalam mendorong kejatuhan rupiah. Hal ini sudah diakui oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa impor yang terlalu besarlah yang menyebabkan rupiah terus tertekan.

“Sekjen PDIP harus membuka mata lebar-lebar. Semua kampanye Prabowo-Sandi berdasarkan fakta. Jadi kami tidak asal main serang,” unhkapnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mencermati model kampanye Tim Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sebagai kampanye asal serang, tanpa opsi konsepsi kebijakan.

Menurut Hasto, hampir setiap hari mereka menyampaikan hal-hal negatif tentang Presiden Jokowi. Mereka mengampanyekan rupiah melemah sebagai kebangkrutan ekonomi, harga pokok naik, harga telur naik meski faktanya turun.

Hasto mengingatkan bahwa kampanye seharusnya menyampaikan konsepsi terbaik penuh narasi kemajuan Indonesia. Berkampanye tanpa kebudayaan, tanpa etika, dan tanpa gagasan yang membumi untuk rakyat hanya menghasilkan kegaduhan.

(gwn/JPC)