25 radar bogor

Kang Emil Mengapresiasi, Pemprov Jabar Siap Adopsi Sekolah Ibu

BOGOR–RADAR BOGOR,Sekolah Ibu Kota Bogor melakukan prosesi wisuda di Graha Widya Wisuda (GWW) IPB, kemarin (6/10) dengan mewisuda 2.040 peserta Sekolah Ibu Kota Bogor Angkatan Pertama.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pun turut menghadiri wisuda Sekolah Ibu, yang telah berlangsung sejak Juli lalu itu.

Ridwan Kamil mengatakan, Jawa Barat (Jabar) siap mengadopsi program Sekolah Ibu, yang digagas Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Menurutnya, Sekolah Ibu dianggap baik.

Kang Emil (sapaannya) menilai inovasi yang bermanfaat di setiap daerah sangat bisa untuk diadopsi di tingkat Jawa Barat.

“Saya sangat mengapresiasi Pemkot Bogor dalam program Sekolah Ibu. Inovasi ini bisa diterapkan di Jawa Barat pada 2019 dan akan menjadi rool model atau standar ibu-ibu di Jawa Barat ke depan,” kata Emil

Dalam mengaplikasikan Sekolah Ibu, lanjut Emil, nantinya akan disesuaikan dengan karakteristik di 26 Kota/Kabupaten di Jabar. Mulai dari metode, sasaran dan anggaran masing-masing daerah. Sebagai parameter, Emil melihat program Sekolah Ibu setidaknya mempengaruhi melalui beberapa parameter yang melampaui indeks di Jabar.

Di antaranya, indeks pemba­ng­unan manusia (IPM) Jabar 70,69 dan IMP Kota Bogor 75,16; umur harapan hidup lahir di Jabar 72,4 sedangkan Kota Bogor 73,1; rata-rata anak sekolah di Jabar 8,14 dan Kota Bogor 10,29; untuk indeks pembangunan gender di Jabar 89,1 dan Kota Bogor 90,90.

“Dalam peningkatan mutu manusia Jawa Barat ke depan, para ibu di Jabar harus mempu­nyai nilai-nilai yakni religius, ibu harus membangun karakter, ibu sebagai pelindung anak-anak, dan pendamping suami yang baik,” jelasnya.

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku, beberapa hal perlu dievaluasi dari Sekolah Ibu Angkatan Pertama, semisal­nya soal metode maupun pengajar. Meski begitu dirinya menilai keberadaan Sekolah Ibu setidaknya mampu memb­erikan ibu penguatan peran sebagai jalan menuju ketahanan keluarga, pendidikan, kesehatan dan lain–lain.

“Ini kan baru berjalan, tapi yang pasti data sudah kita miliki, beberapa pasangan tidak jadi bercerai, itu di lapa­ngan sudah terlihat, KDRT, tawuran itu kan masih proses, tapi yang jelas sudah terlihat, beberapa bulan ini pasangan yang tidak jadi cerai,” katanya.

Di kesempatan yang sama, Ketua PKK Kota Bogor yang juga penggagas program Seko­lah Ibu, Yane Ardian menga­takan, Sekolah Ibu untuk men­­cip­­takan ketahanan kelu­arga. Pendirian Sekolah Ibu juga berangkat dari feno­mena sosial yang terjadi di masyarakat saat ini, di mana angka perceraian, kenakalan remaja, narkoba, dan pergaulan bebas sangat mem­prihatinkan.

“Kondisi itu, tidak hanya terjadi di Bogor, tetapi sudah menjadi masalah sosial yang terjadi secara nasional. Hal itu yang mendorong PKK Kota Bogor bergerak membantu pemerintah untuk menyelesai­kan permasalahan tersebut. Salah satunya melalui Sekolah Ibu,” ungkapnya. (wil)