25 radar bogor

Sekolah Ibu “Bikin” Ibu di Kota Bogor Jadi Romantis

Walikota Bogor Bima Arya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan Rektor IPB foto bersama dengan para wisudawan Sekolah Ibu.

BOGOR-RADAR BOGOR, Program Sekolah Ibu di mata para pengajar Sekolah Ibu merupakan wadah bagi para ibu di Kota Bogor yang mampu memberikan manfaat dan dampak yang cukup signifikan dalam hal ketahanan keluarga.

Sekolah Ibu Jawaban Ikhtiar Kota Bogor Hadapi Perubahan Zaman

Seperti yang diungkapkan salah satu tenaga pengajar Sekolah Ibu, Rosmanah (43) asal Kelurahan Bubulak yang kesehariannya mengajarkan tahsin (ilmu membaca Al Qur’an) di Al Ghozi Yasmin.

“Dengan adanya Sekolah Ibu, ini seperti memfasilitasi para ibu di Kota Bogor dalam memperoleh ilmu parenting. Metode yang diberikan mencakup kehidupan sehari-hari yang awalnya tidak pernah terpikirkan oleh mereka, diantaranya cara berkomunikasi dengan suami dan anak,” kata Rosmanah usai menghadiri Wisuda Sekolah Ibu Angkatan Pertama di Graha Widya Wisuda, IPB, Dramaga, Kabupaten Bogor, Sabtu (06/10/2018).

Berbicara perubahan dan dampaknya, Rosmanah menyebutkan, pada awalnya para peserta Sekolah Ibu belum berani mengungkapkan, namun setelah mendapat materi sekian lama mereka paham cara komunikasi dalam keluarga hingga akhirnya banyak perubahan yang dialami para peserta dan mulai berani mengungkapkan permasalahan mereka.

“Setelah mengikuti Sekolah Ibu mayoritas para peserta yang saya didik mengaku ibadahnya jadi lebih rajin, sama keluarga, suami dan anak jadi lebih sayang. Bahkan ada peserta yang mengaku akan bercerai akhirnya tidak jadi, saya sendiri tidak menyangka,” ujarnya.

Bagi para peserta Sekolah Ibu, materi yang diajarkan merupakan hal yang baru menurut mereka yang mayoritas tamatan SMA/sederajat. Melalui Sekolah Ibu para peserta dapat mengupgrade ilmu parentingnya dan paham harus mencari kemana untuk mendapatkannya.

Hal senada disampaikan Teti Maryati (45) asal Kelurahan Bubulak, salah seorang wisudawati yang memiliki 4 anak.

Menurut Teti apa yang diajarkan di Sekolah Ibu sangat bagus, khususnya pemahaman pergaulan yang utamanya lagi tentang smartphone.

“Salah satu untuk menjaga keutuhan keluarga adalah tidak boleh membuka HP bapak, ibu, suami atau istri. Kita harus ada saling percaya, demikian pula dengan anak. Kendala di awal tetap ada, tetapi sejalan waktu dan seizin suami, semuanya berjalan lancar dan suami dan anak saya menjadi paham karena kita mengedepankan bahasa kasih,” terang Teti.

Ungkapan lain disampaikan Yusron (35) asal Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal, suami salah seorang wisudawati tersebut mengatakan, dampak Sekolah Ibu bagi keluarganya dirasa luar biasa.

“Intinya karena ada ilmu dan pengarahan jadi lebih baik komunikasinya, jadi lebih romantis,” aku Yusron. (rabas/apri)