25 radar bogor

SMPN 1 Bogor Inovasi Daur Ulang Sampah

 

BOGOR–RADAR BOGOR,Kebersihan menjadi kebutuhan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Bogor. Tanpa ada lomba, sekolah yang berada di tengah Kota Bogor itu memang diwajibkan bersih.

Sesuai dengan visinya yakni unggul, berkarakter mulia, ramah lingkungan, kearifan lokal dan bersaing secara global.

“Dari visi ramah lingkungan itu, kita menciptakan lingkungan yang bersih antara lain yang rindang, asri, higienis, dan nyaman,” ujar Kepala SMPN 1 Bogor Sri Sugiarti kepada Radar Bogor, kemarin (4/10).

Sri mengaku bersyukur dan bangga Radar Bogor mengadakan lomba kebersihan ini. Sehingga bisa mendapatkan dukungan dari semua pihak, baik dari pemerintah, masyarakat, media hingga para orang tua. Sehingga tidak sulit mengajarkan anak-anak untuk membudayakan hidup bersih.

“Apalagi Disdik (Dinas Pendidikan) Kota Bogor memiliki program baru, yang mewajibkan anak membawa tempat makanan dan minuman sendiri dari rumah, sehingga memperkuat penciptaan kebersihan sekolah,” katanya.

Salah satu inovasi pemanfaatan sampah, rupanya dilakukan sekolah yang dikenal dengan sebutan Spensa ini. Yakni dispenser daur ulang dari bahan botol plastik, kantong plastik, dan tripleks.

Penemuan yang dibuat siswanya itu menjuarai perlombaan Duta Sanitasi tingkat SMP se-Kota Bogor beberapa waktu lalu di SMPN 11 Bogor.

“Penemuan dispenser daur ulang ini menjadi juara satu tingkat SMP se-Kota Bogor, kemudian akan dilombakan ke tingkat provinsi dan mudah-mudahan bisa sampai ke tingkat nasional,” harapnya.

Sementara itu, penemu dispenser daur ulang botol plastik, M. Jabril Faizatori mengaku terins­­pirasi dari penyediaan keran air minum di sekolah, yang tak cukup banyak.

Beruntung, kata Jabril, banyak sampah di sekolah yang bisa dimanfaatkan untuk menuangkan idenya itu.

“Sistem kelistrikannya saya belajar dari YouTube, lalu saya modifikasi dengan memberi pendingin dan pemanas air agar benar-benar seperti dispenser, rangkanya pun saya perkuat dengan kayu dan tripleks lalu saya gunakan botol serta kantong kresek untuk penutup luarnya,” ungkap Jabril.

Siswa kelas 8 ini tak menyangka penemuannya itu bisa memenangkan lomba. Sebab waktu pembuatannya hanya tiga hari. Itu pun ada beberapa bagian yang dia modifikasi. Kalau tidak, hanya dua hari bisa dikerjakan. Dia berharap penemuannya itu bisa dikembangkan lagi agar bisa menggantikan dispenser yang asli.

“Selain mengurangi biaya untuk pembelian, dispenser daur ulang juga akan mengurangi sampah di lingkungan yang masih bisa dimanfaatkan kembali,” pungkasnya.(gal/c)