25 radar bogor

Prabowo: Ratna Sarumpaet dalam Kondisi Tekanan Kejiwaan dan Depresi

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karean telah ikut menyebarluaskan kejadian bohong kasus penganiayaan Ratna Sarumpaet. (Fedrik/Jawa Pos)

JAKARTA-RADAR BOGOR Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karean telah ikut menyebarluaskan kejadian bohong kasus penganiayaan Ratna Sarumpaet. Mantan Danjen Kopassus itu melihat koleganya saat ini tengah dalam kondisi depresi hingga akhirnya nekat berbohong ke masyarakat.

Demikian ia sampaikan saat melakukan pers conference guna tanggapi drama kasus penganiayaan Ratna di Kediamannya, Jakarta, Rabu (3/10). Prabowo mengaku, dirinya mendengar informasi itu berasal dari keluarga mertua dari artis Rio Dewanto.

“Beliau umurnya 70 tahun, dan saya dapat berita dari keluarganya beberapa bulan ini ada kegiatan dan tindakan beliau yang dikatakan mungkin (Ratna) dalam tekanan kejiwaan dan depresi,” papar Prabowo.

Bahkan, Prabowo juga mendengar ada indikasi-indikasi bahwasanya Ratna dalam kondisi tekanan kejiwaan yang sudah memasuki level berat. Namun demikian, ia tidak bisa jelaskan lebih detail soal gangguan kejiwaan yang menimpa Ratna.

Hanya saja, lanjut dia, dirinya menduga Ratna banyak memendam berbagai masalah. Ditambah lagi usia koleganya itu yang sudah tak lagi muda.

“Saya kira semua bisa saja depresi kan. beliau usianya 70 tahun, masalahnya macam-macam. Kan kita tidak bisa tahu semuanya. Itu biar urusan privasi (Ratna), saya tidak mau ikut campuri karena saya juga empati dengan beliau sebagai sesama manusia,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, polemik mengenai benar tidaknya Ratna Sarumpaet dianiaya berakhir, Rabu (3/9). Setelah bungkam sejak dugaan penganiayaan itu mencuat Selasa (2/9), sore tadi Ratna akhirnya buka bicara. Secara mengejutkan, Ratna mengakui tidak ada penganiayaan terhadap dirinya. Dia meminta maaf telah membuat hoax.

Dalam konferensi pers yang digelar rumahnya kawasan Kampung Melayu Kecil, Ratna Sarumpaet mengatakan lebam wajahnya bukan akibat penganiayaan. Tetapi, karena melakukan sedot lemak di bagian pipi kiri di Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika.

Dalam konfrensi pers selama 13 menit itu, Ratna menyampaikan permohonan maafnya sambil menahan tangis yang keluar dari matanya. Dia meminta maaf sebesar-besarnya kepada semua pihak kecewa akibat hoax yang dia ciptakan. Terutama, pada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais.

Berikut ini adalah petikan Ratna Sarumpaet ‎menyampaikan permohonan maafnya ke publik:

Pada saat saya merasa telah melakukan kesalahan, kalian tidak menjauh. Saya mohon apa pun yang saya sampaikan hari ini (menjadi) sesuatu yang berguna. Yang membuat kegaduhan dalam dua hari terakhir ini mereda dan membuat kita semua bisa saling memafkan.

Tanggal 21 September, saya mendatangi RS khusus bedah. Menemui dr Sidik, ahli bedah plastik. Kedatangan saya ke situ karena kami sepakat beliau akan menyedot lemak di pipi kiri saya. Dokter Sidik adalah dokter bedah plastik yang saya percaya. Saya sudah 3-4 kali ke sana.

Tapi setelah operasi dijalankan pada tanggal 21 September, dan 22 September pagi saya bangun, saya lihat muka saya bengkak secara berlebihan. Tidak seperti yang dialami biasanya. Dokter Sidik saya tanya, ini kenapa begini? Dia bilang itu biasa. Intinya begitu. Jadi, apa yang saya katakan ini menyanggah bahwa ada penganiayaan.

Bahwa betul saya ada dari dr Sidik hari itu. Dan pulang dari sana setelah saya dijadwalkan pulang. Lebam-lebam di muka saya masih ada. Seperti ada kebodohan yang tidak pernah saya bayangkan bisa saya lakukan dalam hidup saya. Saya pulang seperti membutuhkan alasan pada anak saya di rumah, kenapa muka saya lebam-lebam. Dan memang saya ditanya, kenapa? Saya jawab dipukuli orang.

Jawaban pendek itu dalam satu Minggu ke depannya terus dikorek karena namanya juga anak. Lihat muka ibunya lebam-lebam, kenapa? Saya enggak tahu kenapa dan saya tak pernah membayangkan bahwa saya akan terjebak dalam kebodohan seperti ini.

Saya terus mengembangkan ide pemukulan itu dengan beberapa cerita seperti yang diceritakan. Dan ada kebenarannya dengan apa yang saya katakan pada anak-anak saya. Jadi, selama seminggu lebih sebenarnya cerita itu hanya berputar-putar di keluarga saya dan hanya untuk kepentingan saya berhadapan dengan anak-anak saya.

Tidak ada hubungannya dengan politik. Tidak ada hubungannya untuk keluar. Tapi setelah sakit di kepala saya mereda dan saya mulai berhubungan dengan pihak luar, saya enggak tahu bagaimana saya memaafkan ini kelak. Tapi saya kembali melakukan kesalahan itu. Saya kembali dengan cerita itu, bahwa saya dipukuli. Mohon jangan saya dikira mau mencari pembenaran, enggak, ini salah.

Apa yang saya lakukan adalah sesuatu yang salah. Ketika ketemu Fadli Zon datang ke sini, cerita itu yang sampai ke dia (bahwa dia dipukul). Iqbal (anaknya) saya panggil ke sini juga cerita itu yang berkembang di dalam percakapan. Dan hari Selasa, tahu-tahu foto saya sudah beredar di medsos, saya enggak sanggup baca itu.

Saya ada beberapa peristiwa yang membawa saya ke Pak Djoksan (Djoko Santoso), lalu ke Pak Prabowo. Bahkan di depan Pak Prabowo, orang yang saya perjuangkan, orang yang saya cita-citakan memimpin bangsa ini ke depan, mengorek apa yang terjadi kepada saya, saya juga masih melakukan kebohongan itu.

Sampai kita keluar dari lapangan Polo kemarin, saya tetap diam, saya biarkan semua bergulir dengan cerita itu. Di lapangan Polo sebenarnya saya merasa betul ini salah. Waktu saya berpisah dengan Pak Prabowo dan Amien Rais, saya tahu sebenarnya di hati ini saya salah. Tapi saya tidak mencegah mereka. Itulah yang terjadi.

Jadi tidak ada penganiayaan. Itu hanya cerita khayal yang diberikan entah oleh setan mana ke saya dan berkembang seperti itu. Saya tidak sanggup melihat bagaimana Pak Prabowo membela saya dalam sebuah jumpa pers.

Saya tidak sanggup melihat sahabat-sahabat saya membela saya dalam pertemuan yang digelar di Cikini. Saya salat malam tadi malam. Berulang kali. Dan tadi pagi saya mengatakan kepada diri saya, stop.

Saya panggil anak-anak saya. Saya minta maaf kepada anak-anak saya. Saya minta maaf kepada orang-orang yang membantu saya di rumah ini yang selama sekian hari ini saya selalu bohongi.

Bohong itu sebuah perbuatan yang salah dan saya tidak punya jawaban bagaimana mengatasi kebohongan. Kecuali mengakui dan memperbaikinya. Mudah-mudahan, dengan itu semua pihak yang terdampak oleh perbuatan saya ini mau menerima bahwa saya hanya manusia biasa. Perempuan yang dikagumi banyak orang itu juga bisa tergelincir.

Untuk itu, melalui forum ini juga saya dengan sangat memohon maaf kepada Pak Prabowo, terutama kepada Pak Prabowo Subianto yang dengan tulus membela saya. Membela kebohongan yang saya buat. Saya enggak tahu apa rencana Tuhan dari semua ini. Tapi saya berjanji akan memperbaiki dan memulihkan perjuangan kami yang sekarang ini sedang terhenyak.

Saya mohon maaf kepada Bapak Amien Rais yang juga mendengar kebohongan saya kemarin dan ikut jumpa pers. Saya minta maaf kepada teman-teman seperjuangan di koalisi 02. Sekarang ini saya melukai hati kalian. Sekarang ini saya membuat kalian marah. Demi Allah saya tidak berniat seperti itu dan saya harap Tuhan memberikan kekuatan pada kita semua agar kejadian ini tidak mempengaruhi perjuangan kita.

Dan saya juga minta maaf pada emak-emak yang selalu menyebut saya dalam perjuangannya. Aku tahu kalian kecewa, tapi begitulah hidup. Kita lihat bagaimana (jangan) lihat aku, tapi bagimana kita melihat rakyat‎. Ratna could be somebody, could be nobody, tapi Ratna tetap bejuang.

Saya meminta maaf pada pihak semua yang terkena dampak yang saya lakukan. Saya meminta maaf pada semua pihak yang selama ini saya kritik, dan kali ini berbalik ke saya.

Kali ini saya pencipta hoax terbaik ternyata. Menghebohkan semua negeri. Mari kita ambil pelajaran dan bangsa kita ini dalam keadaan tidak baik. Seperti yang saya lakukan ini mari kita hentikan.

Saya minta maaf tak berikan kesempatan tanya jawab karena ini sensitif dan saya sudah beri pernyataan, tolong diterima dengan baik‎.

(aim/JPC)