25 radar bogor

Ratna Tak Lapor Polisi, Anak Buah Megawati Ngomong Begini

Fungsionaris Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eva Kusuma Sundari mengaku kecewa, karean saat kejadian Ratna Sarumpaet tidak melaporkan ke pihak kepolisian. (jpnn/jawapos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR Aktivis perempuan Ratna Sarumpaet dikabarkan mengalami penganiayan yang diduga dilakukan oleh tiga orang tak dikenal. Kejadian naas itu terjadi pada 21 September 2018 silam. Akibatnya wajah Ratna sampai mengalami lebam dan sobek hingga harus dijait.

Menanggapi itu, fungsionaris Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Eva Kusuma Sundari mengaku kecewa, karean saat kejadian Ratna Sarumpaet tidak melaporkan ke pihak kepolisian.

“Keadilan harus ditegakan, sehingga ada baiknya langsung dilaporkan ke kepolisian. Saya menyesalkan kenapa Ratna enggak lapor,” ujar Eva di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (2/10).

Lebih lanjut, Eva juga mempertanyakan kenapa kasus ini ramainya balau sekarang. Padahal kejadiannya pada 21 September lalu. Bahkan ramainya juga lewat media sosial setelah ada postingan foto ratna sarumpaet yang mukanya lebam.

“‎Malah lapornya ke medsos. Jadi ramai kan. Kalau lapornya ke polisikan malah pelakunya sudah ketangkep,” paparnya.

Eva juga menyarankan kasus Ratna Sarumpaet tidak perlu beropini ini adalah ada muatan politik. Karena pelakunya saja belum tertangkap. Sehingga serahkan saja kepihak kepolisian.

“Ini justru malah menganggu kerja polisi,” pungkas anak buah Megawati Soekarnoputri itu.

Sekadar informasi, Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Ratna mendapatkan penganiayan tersebut pada 21 September 2018 lalu. Hal itu diketahui karena pengakuan langsung dari Ratna Sarumpaet.

Sementara Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon mengaku Ratna Sarumpaet mendapatkan penganiayan di parkiran Bandara Husain Sastranegara, Bandung, Jawa Barat.

Fadli mengatakan, ada dua sampai tiga orang yang melakukan penganiayan. Sehingga mengakibatkan wajahnya lebam yang diduga akibat pemukulan.

(gwn/JPC)