25 radar bogor

Pasca Gempa dan Tsunami Palu, Satu Kampung Hilang Tertimbun Tanah

Tampak dari atas kondisi salah satu perkampungan di Palu pasca gempa dan tsunami.

PALU-RADAR BOGOR, Gempa bumi disusul tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), benar-benar meluluhlantakkan banyak bangunan. Bahkan, ada satu kampung di Palu yang hilang ditelan tanah,

Hal itu diceritakan oleh Arman (45), salah seorang pengungsi yang ditemui JawaPos.com di rumah dinas Gubernur Sulteng, Jalan M. Yamin, Minggu (30/9/2018). Dia mengatakan kampung itu sudah lenyap. Gempa bumi yang mengguncang Palu membuat kontur tanah bergeser hingga menimbulkan longsor.

“Di situ pak kalau kita mau lihat. Itu kasihan satu kampung habis ditimbun sama longsor pas gempa sama tsunami itu datang. Jalan lubang, putus semua rumah-rumah penduduk sampai tidak kelihatan karena sudah tenggelam ditutup tanah langsung. Hilang itu kampung,” ujar Arman.

Sesuai dengan arah yang ditunjukkan oleh Arman, kampung itu berada di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan. Arman sendiri sempat mendatangi lokasi kampung yang sudah kehilangan peradaban tersebut. Menurut Arman, sebagian besar bangunan baik permanen maupun semi peramanen tertimbun di bawah tanah kering.

Jalan aspal yang membentang menuju pusat kampung itu terbelah. Aksesnya terputus. “Kemungkinan pak, di sana pas sebelum air datang, gempa dulu, karena agak lama gempanya. Langsung terbelah jalan, sampai masuk di kampung baru langsung tertimbun, seperti diisap, ditarik masuk ke dalam tanah. Kayak digulung begitu baru ditutup tanah,” paparnya.

Di sana, ia bahkan sempat meminta sedikit keterangan dari warga asli setempat terkait terimbunnya lokasi tersebut. Amran juga sempat memperlihatkan sejumlah dokumentasi foto kondisi kampung yang disebut dihuni ratusan jiwa penduduk itu kepada JawaPos.com.

Di foto yang diperlihatkan, puing-puing bangunan rumah nyaris tak terlihat akibat tertimbun tanah. Di atas timbunan terpampang pemandangan layaknya pematang sawah yang ditumbuhi rerumputan dan ladang tandus.

Sayangnya, Amran enggan memberikan gambar itu kepada awak media. Alasannya dia tidak ingin menambah beban kekhawatiran dan membuat suasana di Palu semakin genting. “Saya kasih liat saja karena kami ini sebelum ke sini (rumah dinas gubernur, Red) singgah dulu ke sana, lihat betul itu kenyataannyan disana. Ternyata memang parah sekali,” ucapnya.

Sejauh ini sama sekali belum ada bala bantuan di kampung tersebut. Diperkirakan banyak korban yang masih tertimbun di bawah puing-puing bangunan yang roboh.

Sementara itu, di sekitar rumah dinas Gubernur Sulteng, sejumlah korban masih bertahan di tenda-tenda darurat pengungsian. Rumah dinas tersebut berada di pusat kota Palu.

Dengan perlengkapan seadanya, mereka bertahan di halaman rumah dinas. Beberapa di antaranya memilih bertahan di tenda pengungsian dan lahan kosong di sekitar area. (rul/ysp)