25 radar bogor

Kontes Ayam Ketawa Nasional Meriahkan Dies Natalis IPB ke-55

Kontes Ayam Ketawa Nasional dalam rangka merayakan Dies Natalis Institut Pertanian Bogor (IPB) ke-55, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB.

BOGOR-RADAR BOGOR, Dalam rangka merayakan Dies Natalis Institut Pertanian Bogor (IPB) ke-55, Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB menyelenggarakan Kontes Ayam Ketawa Nasional.

Kontes Ayam Ketawa yang ke-12 kali digelar dengan mengusung tema “Ayam Ketawa Lantunan Unik Khas Indonesia”. Kontes Ayam Ketawa diselenggarakan di Lapangan Rektorat Andi Hakim Nasution, Kampus IPB Dramaga, Bogor pada Minggu (16/9/2018).

“Potensi kultur dari ayam ketawa nasional ini sangat banyak, diantaranya adalah potensi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat melalui wisata ayam ketawa,” ujar Muhammad Iqbal, Ketua Pelaksana Kontes Ayam Ketawa Nasional tahun 2018.

Melalui kontes ayam ketawa nasional ini, Dekan FKH IPB, yang diwakili oleh Wakil Dekan Prof.  Drh. Agus Setiyono, M.S., Ph.D., A.P.Vet. berharap peserta kontes bisa menjalin silaturahim dengan peserta lainnya. Tidak hanya itu, dalam sambutannya Ia juga berharap supaya para pecinta ayam ketawa dapat memperhatikan aspek kesehatan ayam ketawa yang dimiliki oleh masing-masing.

“Aspek kesehatan ayam ketawa ini penting, karena untuk menjaga kualitas, performa, dan penampilan ayam ketawa. Sedangkan aspek budidaya terutama aspek produksi juga perlu diperhatikan untuk menjaga kelestarian ayam ketawa,” pungkas Prof. Agus.

Adapun Dudi Fitri Susandi, S.TP, M.Si, Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian  Kota Bogor mengajak para pecinta ayam ketawa Kota Bogor untuk bersatu dan mengembangkan wisata ayam ketawa di kota Bogor.

“Barangkali ada komunitas ayam ketawa di Kota Bogor, maka mari kita duduk bersama untuk memajukan peternakan Kota Bogor, terkhusus sektor wisata ayam ketawa,” ujar Dudi.

Ia menuturkan, saat ini komunitas yang sudah menjalin kerjasama dengan Bidang Peternakan Kota Bogor adalah komunitas pecinta kucing, musang, dan anjing. Menurutnya tidak hanya untuk wisata, kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan budidaya untuk dilestarikan.

Kontes ayam ketawa nasional ini diikuti oleh pecinta ayam ketawa yang berasal dari berbagai daerah seperti Lampung, Cirebon, Jakarta, Jember, Jombang, Madura, dan Serpong.

Terdapat lima kategori perlombaan yaitu kategori selow, dangdut, disko, remaja, dan kerajinan bunyi. Kategori tersebut dibedakan dari suara yang dihasilkan dari ayam ketawa itu sendiri.

Kategori selow adalah ayam ketawa mengeluarkan suaranya dengan ritme lambat, sedangkan dangdut dan disko dinilai dari ritme suara yang cepat.

Berbeda dengan tiga kategori sebelumnya, kategori remaja adalah kategori yang melombakan suara ayam ketawa dengan ritme pendek.

Kategori kerajinan bunyi adalah kategori yang hanya menghitung jumlah suara yang dikeluarkan oleh ayam ketawa tanpa memperhitungkan ritme dan nada.

Penilaian terhadap suara yang dikeluarkan oleh ayam ketawa adalah dengan menggunakan bendera.

Terdapat 3 bendera yang digunakan untuk menilai yaitu warna kuning, hijau, merah, ungu, dan putih.

Masing-masing bendera memiliki bobot nilai yang berbeda, bendera kuning bernilai 41, merah bernilai 42, hijau bernilai 43, ungu bernilai 44, dan bendera usulan berwarna putih.

Sistem penilaian berdasarkan suaranya yaitu, suara harus bulat, powerfull, stabil bunyi, berirama, dan pekerja keras (ayam harus rajin bunyi).

“Sistem penilaian yang digunakan ini berdasarkan bunyi yang keluar dari ayam, karena kontesnya adalah kontes suara,” ujar Zainal Abidin, Ketua  Persatuan Penggemar dan Pelestari Ayam Ketawa Seluruh Indonesia (P3AKSI). (RA/Zul)