RUMPIN–RADAR BOGOR, Kecelakaan yang terjadi di Desa Argapura, Kecamatan Cigudeg, beberapa waktu lalu masih menyisakan persoalan. Seperti diketahui, sebuah truk tronton bermuatan batu split, terguling dan menimpa sebuah minibus.
Dalam kecelakaan yang terjadi, Senin (10/9) empat orang tewas, satu luka berat dan satu luka ringan.
Ketua Aliansi Gerakan Jalur Tambang (AGJT) Junaidi Adi Putra mengatakan, jika kecelakaan tersebut tidak lepas dari persoalan eksploitasi tambang yang berlebihan di Rumpin, Cigudeg, Parungpanjang dan sekitarnya.
“Eksploitasi tambang yang dilakukan secara besar-besaran inilah yang kemudian meningkatkan mobilisasi truk pengangkut tambang melebihi kapasitas tonase muatan. Bahkan melibatkan anak di bawah umur,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Hanya saja, kata dia, masalah ini belum teratasi dengan baik oleh semua pihak. Di sisi lain, AGJT bersama warga dari tiga kecamatan, yakni Rumpin, Parungpanjang dan Gunung Sindur terus berjuang guna mencari penyelesaian berbagai dampak negatif akibat masalah tambang.
Salah satunya, meminta percepatan pembangunan jalur khusus tambang, dan memberlakukan jam operasional truk.
“Segera hentikan aktivitas pertambangan yang berlebihan dan segera mengatur regulasi truk tronton. Berikan sanksi tegas kepada perusahaan yang melibatkan anak di bawah umur dalam setiap aktivitasnya,” tandasnya.(wil/c)