25 radar bogor

Demokrat Tak Solid dalam Koalisi Karena Kecewa dengan Sandiaga?

Pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ditemani politikus Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono saat pendaftaran capres-cawapres di Pilpres 2019. (Issak Ramdhani/JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR,Soliditas dukungan partai Demokrat kepada Prabowo-Sandiaga masih menuai tanda tanya. Setelah kerap tak menghadiri rapat koalisi antara pimpinan parpol, kali ini partai berlambang mercy itu dikabarkan akan memberikan dispensasi kepada Ketua DPD Demokrat Papua Lukas Enembe yang telah mendukung Jokowi-Ma’ruf.

Ada yang mengaitkan ketidaksolidan Demokrat lantaran partainya masih kecewa dengan terpilihnya Sandiaga Uno sebagai cawapres. Sebab, kala itu nama Ketua Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, (AHY) sempat digadang-gadang menjadi pendamping Prabowo.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membantah bahwa Demokrat kecewa dengan dipilihnya Sandiaga sebagai cawapres. Ia memandang, perbedaan politik
dalam kepartaian adalah hal yang lumrah.
“Saya kira enggak (Demokrat kecewa dipilihnya Sandiaga), pro kontra dalam politik biasa. Perdebatan, biasa. Tapi ujungnya ketika sudah mengambil keputusan kita sama-sama. Dan itu yang saya kira disampaikan pak SBY,” kata Fadli di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (10/9).

Dia pun memaklumi jika saat ini memang ada kader partai Demokrat yang masih setengah hati untuk mendukung Prabowo-Sandi. Baginya hal-hal seperti itu adalah keniscayaan dalam berdemokrasi.

“Itu namanya proses biasa. Tapi kan ujungnya kesimpulan. Dalam mengambil keputusan apapun di level kenegaraan kan biasa aja. Proses itu selalu ada pro kontra. Itulah keniscayaan demokrasi,” ungkapnya.

Di sisi lain, kata Fadli, partai koalisi di kubu petahana pun mengalami persoalan yang serupa. Tak semua parpol koalisi dapat meyakinkan kadernya untuk mendukung Jokowi-Ma’ruf.

“Coba deh tanya di sana partai-partai pendukung di PPP misalnya ada juga yang kita temui di bawahnya tidak satu komando. Biasa saja. Di sana juga ada yang tidak 100 persen. Ada yang 70 persen, 60 persen, ada bahkan yang di bawah 50 persen,” pungkasnya.

(aim/JPC)