BOGOR-RADAR BOGOR,Setelah dua tahun tidak ‘mengaspal’, bus Trans Pakuan milik PDJT Kota Bogor kembali beropearsi pada rute Terminal Bubulak- Cidangiang. Empat bus pun diaktifkan dengan tarif jauh dekat Rp6.000. Namun, ongkos untuk menikmati perjalanan bus Trans Pakuan itu dianggap kemahalan.
Pengamat Transportasi Kota Djoko Setijowarno menilai jumlah kocek sebesar Rp6.000 yang perlu dirogoh penumpang untuk rute kurang lebih 11 kilometer itu masih terlalu mahal dan memberatkan warga. Apalagi jika come back-nya bus ini bertujuan mengubah pola mobilisasi warga dari penggunaan kendaaran pribadi ke moda angkutan umum.
“Kalau jumlah tersebut diterapkan di Kota Bogor, ya masih mahal lah. TransJakarta saja kan Rp3.500 per penumpang per perjalanan. Bahkan dikota lain ada yang cuma Rp1.000.” kata Djoko seperti dilansir dari Metropolitan.id
Karena itu, sambung Djoko, seharusnya pengelola transportasi umum, dalam hal ini PDJT, harus diubah dulu statusnya, dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang berbeda dari aturan pengelolaan. Nantinya badan tersebut yang mengawasi operasional angkutan umum. Tetapi itu jika ada subisidi operasional.
“Bertahap, seperti yang terjadi pada pengelolaan bus TransJakarta. Makanya tarif bisa ditekan,” ucapnya.
Djoko menambahkan, jika soal tarif yang harusnya diberlakukan, apalagi melihat Kota Hujan yang jaraknya tidak terlalu panjang, seharusnya bisa lebih murah dari yang diterapkan sekarang.
“Rp1.000 untuk pelajar, mahasiswa dan buruh. Sedangkan untuk umum Rp3.000 jauh dekat,” imbuhnya. (mtr/ysp)