PARUNG–RADAR BOGOR, Pembangunan Terminal Parung mutlak dilakukan. Demikian disampaikan Camat Parung, Daswara Sulanjana. Menurutnya, keberadaan terminal diperlukan untuk mengantisipasi kemacetan yang selama ini kerap terjadi.
Selain itu, wacana pembangunan terminal ini sebetulnya berasal dari aspirasi masyrakat. Sementara, Pemkab Bogor sudah mengakomodir hal itu dengan persediaan lahan untuk pembangunan terminal.
“Semua kebijakan memang perlu waktu dan proses. Kami sejak awal sudah membantu SKPD terkait untuk melancarkan rencana tersebut. Tapi kewenangan kami (kecamatan) terbatas, karena tidak terlibat langsung,” ungkapnya.
Dia juga menyebut, pembangunan Terminal Parung merupakan sebuah keharusan untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas. Apalagi Parung bisa dikatakan sebagai daerah penyangga ibu kota dan gerbang utama Kabupaten Bogor. Mengingat Parung berbatasan langsung dengan Kota Depok dan Kota Tanggerang Selatan yang secara sarana dan prasarana penunjang tata ruang kotanya sudah maju dan modern.
“Keberadaan Terminal Parung tentu sangat membantu percepatan perkembangan pembangunan wilayah,” ujarnya. Selain itu, ia juga meyakini keberadaan terminal akan penyokong pertumbuhan investasi, peningkatan ekonomi warga dan peningkatan pembangunan wilayah utara Kabupaten Bogor pada umumnya.
Sementara, Benni SM, salah seorang tokoh masyarakat Parung, menyebut kemacetan di sekitaran Pasar Parung sudah sangat krodit. Di titik inilah setidaknya ratusan angkot dari 13 trayek hilir mudik.
Sementara, angkot-angkot ini nekat mengetem di pinggir jalan. “Kalau satu trayek ada 100 angkot yang beroperasi, berarti ada ribuan angkot setiap harinya yang masuk wilayah Parung. Apa ini akan dibiarkan terus tidak terurus,” katanya. (wil/c)