25 radar bogor

Pernah Berjualan Rongsokan, Begini Kiprah dan Perjuangan Dakwah Ustad Cepot  

Ustad Cepot
Ustad Cepot

JAKARTA-RADAR BOGOR, Kh. Ahmad Ihsan atau yang dikenal dengan panggilan Ustad Cepot meninggal dunia hari ini, Senin (27/8/2018). Informasi yang beredar, Ustad Cepot meninggal pukul 11.20 WIB di RSCM Kencana, Jakarta.

Sebelum meninggal, dokter sempat memvonis usia Ustad Cepot hanya dua bulan karena menderita penyakit radang usus akut.

Seperti apa kiprah dakwah Ustad Cepot semasa hidupnya? Dilansir dari laman ustadzcepot.com, Ustad Cepot dikenal setelah ia kerap mengisi acara ceramah di televisi.

Innalilahi Waina Ilahi Rojiun! Radang Usus Akut, Ustad Cepot Meninggal Dunia

Bernama asli Ahmad Ihsan, umat mengenalnya sebagai Ustad Cepot. Julukan itu muncul karena kekhasan wajah dan karakter jenakanya dalam berdakwah.

Adapun, dia mengawali pendidikan agamanya di Darurrahman Jakarta, sebuah pesantren asuhan KH. Syukron Ma’mun. Di sinilah disiplin ilmu agama dan pengembangan dirinya dimulai.

Kemudian jenjang pendidikan ia lanjutkan ke pesantren Al-Makmur Kota Tangerang.

Pria kelahiran Tangerang, 9 April 1958 ini menempuh pendidikan S1 di UIN Bandung pada Fakultas Tarbiyah.

Karena keinginannya untuk terus mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya, sambil kuliah ia pun masih mengaji di sebuah pesantren salafy Bustanul Wildan di daerah Cileunyi, Bandung Putra dari pasangan H. Syai’in dan Hj.

Ia juga dikenal sebagai salah satu penceramah yang memiliki gaya hidup sederhana. Hal itu ia dapatkan karena di masa mudanya ia pernah berjualan rokok asongan.

Sampai nasib baik datang kepada Ustad Cepot, yang kemudian dipercaya untuk mengajar Alquran dan menjadi guru di beberapa sekolah.

Karena bakatnya dalam menyampaikan ilmu agama, lelaki yang pernah menjadi kepala sekolah dibeberapa sekolah ini pun mulai menjadi ustaz muda di berbagai majlis ta’lim.

Dengan cepat ia digemari oleh jemaah karena memiliki gaya penyampaian yang apa adanya namun indah dan terarah.

UstaD Cepot juga merupakan pembina Pondok Pesantren Ibadurrahman. Dan tahun 2006, adalah tahun pertama pria berketurunan Betawi ini berdakwah di stasiun televisi nasional sampai sekarang.

Hampir seluruh Indonesia pernah ia datangi untuk mensyiarkan islam, termasuk keluar negeri.

Sebagai tokoh agama hari-harinya diisi dengan kesibukan berdakwah dan membina umat dan para santri menjadi umat terbaik. (ysp)