Emosi para pemain Garuda Muda memang kerap terpancing ketika diprovokasi lawan. Saat melawan Hongkong contohnya. Pertengahan babak pertama, pemain kedua kesebelasan sempat terlibat friksi.
Hal itu tak lepas dari pantauan pelatih asal Spanyol tersebut. Milla memakluminya, karena kondisi pemain yang sudah memberikan 100 persen kemampuan dalam laga tersebut.
“Saya pikir normal kalau ada pemain yang sedikit emosi karena mereka sudah main 100 persen. Pada babak kedua saya perintahkan untuk lebih tenang di daerah musuh. Kami tahu pemain lepas kontrol karena ingin menang, saya pikir itu normal,” ungkap Milla.
Kendati demikian, Milla mengakui kalau hal itu justru bisa merugikan buat Indonesia. Saat pemain lawan melakukan provokasi, skuad Indonesia akan terganggu fokusnya dan tidak bisa bermain dengan baik.
“Tapi untungnya saat berjumpa Uni Emirat Arab nanti kami tak ada akumulasi. Kami akan coba pilih pemain yang terbaik. Intinya sekarang kami harus istirahat, khususnya di kepala. Sebab, kami sudah lama melakukan TC dan banyak melakoni pertandingan,” tandas Milla.
(ies/JPC)
