25 radar bogor

Setelah Surplus, Neraca Perdagangan RI Juli 2018 Defisit USD 2,03 M

impor migas membengkak usai kenaikan harga
impor migas membengkak usai kenaikan harga

JAKARTA-RADAR BOGOR, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2018 mengalami defisit sebesar USD 2,03 miliar. Capaian itu berbanding terbalik dibanding bulan sebelumnya yang tercatat surplus sebesar USD 1,74 miliar.

Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan jika dijumlahkan neraca perdagangan tahun kalender atau Januari-Juli lebih defisitnya lebih lebar lagi. Defisitnya mencapai USD 3,09 miliar. Kenaikan itu dipicu oleh kenaikan harga migas yang luar biasa.

“Jadi neraca perdagangan kita di Juli 2018 defisit USD 2,03 miliar. Penyebabnya USD 2,03 miliar berasal dari migas dan non migas,” ujarnya dalam acara Konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Rabu (15/8).

Dia mengungkapkan, kendati nilai ekspor pada Juli mengalami kenaikan, namun nilai impornya pada bulan tersebut juga ikut mencatat kenaikan. Adapun posisi ekspor Indonesia pada Juli 2018 sebesar USD 16,24 miliar, angka tersebut naik 19,43 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jika dibandingkan dengan Juni 2018 maka terjadi kenaikan 25,19 persen

“Bulan Juni lebaran, banyak liburan, itu salah satu penyebab kenaikan,” tuturnya.

Suhariyanto menambahkan, nilai ekspor non migas sendiri mengalami kenaikan sebesar 31,18 persen. Sementara, ekspor migas justru lantaran produksi dari luar yang mengalami penurunan.

Sementara dari sisi impor, pada Juli 2018 impor Indonesia sebesar USD 18,27 miliar. Angka tersebut mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar 63,17 persen dari posisi Juni 2018. Impor juga tercatat mengalami kenaikan jika dibandingkan bulan Juli 2017 yang hanya USD 13,89 miliar.

Dia menjelaskan, tingginya impor dikarenakan kenaikan impor migas dan non migas di bulan ini. Tercatat impor migas sebesar 22 persen dan non migas sebesar 71 persen.

“Jadi impor migasnya tinggi, non migasnya lebih tinggi lagi,” pungkasnya.

(hap/JPC)