25 radar bogor

Kemarau Panjang Debit Air di Bendung Jambu Luwuk Berkurang

KERING: Aliran irigasi di tepian Jalan Teluk Pinang Ciawi mengalami penurunan debit. Pada musim kemarau ini bahkan saluran tersebut tak dialiri air. Yang ada hanya genangan sisa-sisa aliran.
KERING:Aliran irigasi di tepian Jalan Teluk Pinang Ciawi mengalami penurunan debit. Pada musim kemarau ini bahkan saluran tersebut tak dialiri air. Yang ada hanya genangan sisa-sisa aliran.

CIAWI–RADAR BOGOR, Bogor tengah diha­dapkan dengan musim ke­marau. Tak sedikit beberapa petani di Kabupaten Bogor mengalami gagal panen. Mu­sa­babnya, pasokan air dari aliran irigasi mengalami penu­ru­nan debit yang cukup signifikan.

Seperti yang terjadi di Jam­bulu­wuk, Kecamatan Ciawi. Bendung Jambu Luwuk yang menjadi sarana irigasi petani mengalami menyusutan. Dalam kondisi normal, debit air di bendungan tersebut mencapai 5 liter per detik. Tetapi, saat ini hanya 3 liter per detik dan mengalami penu­runan hingga 40 persen.

Menurut Kepala UPT Infrastruktur Irigasi Kelas A Wilayah 3 Ciawi, Eka Sukarna, penyusutan ini terjadi karena Sungai Cisadane yang merupa­kan hulunya mengalami penu­runan debit.

Sementara, bendungan ini mengaliri beberapa desa, seperti Jambuluwuk, Banjar­baru, Banjarsari, Banjarwangi, dan Bitung Sari.

“Penurunan debit sungai sangat berdampak pada saluran irigasi,” ujarnya.

Menurutnya, kondisi ini harus ditanggapi dengan seksama. Ia bahkan meminta para pengguna aliran irigasi bijak mengha­dapinya. Salah satunya dengan hanya menanam palawija.

“Di saat musim kemarau ini harusnya ditanam palawija seperti umbi-umbian supaya tidak terjadi gagal panen,” ujarnya.

Meski begitu, wilayah selatan Kabupaten Bogor ini menurut dia, menjadi lokasi yang tidak signifikan mengalami gagal Panen. Karena, beberapa wila­yah yang masuk dalam tren gagal panen tahunan yaitu timur dan barat Kabupaten Bogor.

Di samping itu, ia memberikan beberapa tips bagi masyarakat jelang menghadapi musim kemarau. Pertama, membuat embung -sejenis bangunan embung/waduk-, sehingga bisa dialirkan ketika meng­hadapi musim kemarau.

Kemudian, membuat lubang biopori, agar simpanan air di bawah tanah tidak mudah mengering bagi yang masih menggunakan sumur. “Untuk skala besar, melakukan penghijauan, konservasi di daerah hulu,” kata Eka.(fik)