25 radar bogor

Ikuti Pameran di Thailand, Produk RI Catatkan Transaksi Rp 15,93 M

ilustrasi pameran. produk Indonesia laku saat pameran di Thailand. (Dok. JawaPos.com)
ilustrasi pameran. produk Indonesia laku saat pameran di Thailand. (Dok. JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Produk-produk Indonesia berhasil meraih transaksi sebesar USD 1,10 juta atau Rp 15,93 miliar di gelaran promosi subregional ‘The 4th Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philipines East ASEAN Growth Area and Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (BIMP-EAGA & IMT-GT) Trade Expo 2018’. Pameran berlangsung pada 19–22 Juli 2018 di Prince Songkla University, Hat Yai, Songkla, Thailand.

Pameran itu dihadiri 34 delegasi bisnis Indonesia yang terdiri dari pelaku usaha, Kementerian/Lembaga, dan Pemerintah Daerah. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda mengatakan USD 1,10 juta berhasil diraup dalam keikutsertaan Indonesia pada pameran tersebut.

Produk yang diminati antara lain pintu kayu, sepatu kayu, kopi, minyak kelapa murni, obat tradisional (minyak angin aromaterapi), serta aneka jenis tas (tas kulit, tas batik, dan tas manik khas Dayak).

Hat Yai merupakan kota metropolitan terbesar ketiga di Thailand dan menjadi salah satu kota potensial bisnis di kawasan selatan Thailand karena berbatasan langsung dengan Malaysia. Hal ini menjadi peluang bagi usaha Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan pelaku usaha setempat, khususnya untuk produk kerajinan sebagai cendera mata.

“Promosi ini merupakan salah satu upaya Kemendag mendorong ekspor produk Indonesia ke Thailand serta memperbaiki neraca perdagangan dengan Thailand,” ungkap Arlinda dalam keterangannya, Senin (13/8).

Kemendag berkerja sama dengan Kedutaan Besar RI untuk Thailand dan Atase Perdagangan RI Bangkok membangun paviliun Indonesia dengan menghadirkan 40 stan. Produk yang ditampilkan adalah makanan dan minuman (mamin), bumbu, minyak kelapa murni (virgin coconut oil), kosmetik, obat tradisional, fesyen, sepatu, tas, perhiasan, kerajinan, serta furnitur.

Pameran dibuka oleh Wakil Menteri Perdagangan Thailand Sakon Varunnuwattana pada 20 Juli 2018. Sebanyak 230 stan dari negara anggota menampilkan produk di antaranya hasil pertanian makanan olahan; pakaian dan aksesori; kosmetik; perhiasan; dan mamin.

“Kegiatan ini dapat meningkatkan kerja sama antara negara anggotanya, khususnya untuk meningkatkan investasi, memperkuat ekonomi dan keamanan pangan, serta mempromosikan pariwisata dan industri,” imbuh Arlinda.

Adapun, saat pameran berlangsung dilakukan juga penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Kalinda Berkah Indonesia dengan C&P World Tours Songkhla Thailand senilai USD 135 ribu untuk produk bawang goreng dan kopi instan.

Bertemakan ‘The Future of Agricultural Product Innovation and Environment’, pameran dihadiri lima negara anggota yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Thailand. Acara ini merupakan kegiatan promosi reguler yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali di negara anggota yang dilakukan secara bergiliran dalam kerangka kerja sama subregional ‘BIMP-EAGA and IMT-GT’.

BIMP-EAGA dibentuk sejak tahun 1994 untuk mengakselerasi perkembangan ekonomi di area yang secara geografis jauh dari ibu kota negara, namun tetap berada pada jarak yang strategis antara satu sama lain. Kerja sama ini diikuti oleh 15 provinsi di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua; serta negara tetangga seperti Brunei Darussalam, Malaysia, dan Filipina.

Sedangkan IMT-GT merupakan kerja sama subregional yang telah dibentuk pada 1993 oleh pemerintah Indonesia, Malaysia, dan Thailand untuk mempercepat transformasi ekonomi di negara bagian dan provinsi yang kurang berkembang di negara anggota.

Saat ini kerja sama IMT-GT beranggotakan 14 provinsi di Thailand Selatan, delapan negara bagian di semenanjung Malaysia, dan 10 provinsi di wilayah Sumatra. Kegiatan lainnya selama pameran berlangsung di antaranya business matching, Future Green Exhibition & Showcase, dan Halal Exhibition & Conference.

Selain mengikuti pameran, para peserta diharapkan juga dapat berpartisipasi pada kegiatan business matching dan seminar untuk memperluas jejaring sekaligus bertemu langsung dengan buyer yang sesuai dengan produk mereka.

Selama periode Januari–April 2018 nilai total perdagangan kedua negara sebesar USD 5,74 miliar atau naik 16,33 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sedangkan nilai ekspor Indonesia ke Thailand senilai USD 2,27 miliar atau naik 11,87 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, nilai total perdagangan Indonesia-Thailand pada tahun 2017 tercatat sebesar USD 15,75 miliar. Sebagai negara tujuan ekspor nonmigas Indonesia ke-9, nilai ekspor ke negeri gajah putih ini mencapai USD 6,47 miliar. Produk-produk utama yang diekspor ke Thailand di antaranya adalah batu bara, suku cadang kendaraan, tembaga, emas, kacang-kacangan, produk elektronik, kelapa, dan kompresor.

(uji/JPC)