25 radar bogor

Terimbas Penguatan Dolar AS, Holycow Terpaksa Naikkan Harga Jual

Ilustrasi steak (Pixabay.com)
Ilustrasi steak (Pixabay.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang menyentuh level Rp 14.000/dolar beberapa waktu terakhir turut memberi pengaruh ke beberapa sektor usaha. Tidak hanya industri besar saja tetapi juga Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Direktur PT Holycow Danadipa Indonesia atau perusahaan induk dari steak bermerk Holycow Arief Satriyo menuturkan melemahnya rupiah terhadap dolar AS membuat biaya produksi membengkak sekitar 10 persen.

“(Rupiah naik) jadi challenging. Karena bahan baku kita (daging) itu kan impor semua,” kata Arief di Outlet Holycow Senopati, Jakarta, Rabu (25/7).

Akibatnya, kata Arief, dia harus rela menaikkan harga jual steak. Sebab pihaknya tak ingin menurunkan kualitas barang dagangannya.

“Mau nggak mau kita naikkin harga daripada kita kecilin ukurannya kan nggak enak juga nanti customernya,” kata Arief.

Dalam satu bulan, Arief mengaku harus mengimpor lima ton daging wagyu dari Australia untuk 13 cabang Holycow. Kendati begitu, dia mengklaim jika pertumbuhan bisnis tahun ini sudah mulai bangkit lagi setelah lesu pada 2017 lalu.

“(Sempat) Ada penurunan sales nggak tahu kenapa 2017 turun mungkin karena ada Tax Amnesty sehingga orang memilih untuk mengerem jajan di restaurant. Tapi 2018 secara sales sudah mulai naik (rebound), kita ada datanya naik 10persen,” tutur dia.

Jika tak ada aral, Holycow mentargetkan pertumbuhan bisnis tahun ini bisa naik sebesar 20 persen, seperti kondisi pada 2015 dan 2016 lalu.

Sebagai informasi, Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi ini masih berada di level Rp 14.500. Mengutip Reuters, Rabu (25/7), The Greenback sempat menyentuh level tertingginya di Rp 14.525 dan level terendahnya di Rp 14.510.

Angka tersebut hanya turun tipis terhadap rupiah dibandingkan kemarin pagi di RP
14.550, merupakan salah satu yang tertinggi sepanjang 2018 di Rp 14.550-Rp 14.555.

(uji/JPC)