25 radar bogor

Dampak Pembaruan Sistem E-Ticketing, Antri Panjang, Penumpukan Penumpang, Bahkan Ada yang Pulang Lagi

Ilustrasi Penumpukan Penumpang KRL.
Ilustrasi Penumpukan Penumpang KRL.

JAKARTA-RADAR BOGOR, Dampak dari pembaruan dan pemeliharan sistem e-ticketing commuterline, penumpang kereta rel listrik (KRL) di sejumlah stasiun menumpuk.

Selama masa pembaruan itu, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memberlakukan sementara tiket kertas untuk perjalanan kereta rel listrik (KRL) hari ini, Senin (23/7/2018).

Pembaruan sistem ini menyebabkan antrean panjang di sejumlah stasiun seperti Cibinong, Bogor, Bojong Gede, Cilebut, Depok, Bekasi, hingga Juanda. Untuk mempercepat pembelian karcis, dan mengurangi antrean, penumpang disarankan menyiapkan uang pas sebesar Rp3 ribu. Harga ini untuk ke seluruh tujuan.

Pembaruan E-Ticketing, Hari Ini Naik KRL Pakai Uang Cash Rp3 Ribu

Pantauan di Stasiun Cibinong Bogor, pihak PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sudah memberlakukan tiket kertas untuk kereta keberangkatan pertama. Adapun kereta pertama tujuan Stasiun Angke pada pukul 5.23.

Tiket itu dapat dibeli langsung di tap gate. Penjualannya dibantu oleh satpam stasiun. Tarif untuk satu tiket Rp 3 ribu untuk seluruh tujuan perjalanan. Kendati sudah disiapkan penjualan tiket kertas di gate masuk, antrean penumpang cukup panjang.

“Saya tadi hampir ketinggalan. Syukur yang naik dari Cibinong tidak terlalu banyak. Saya kerepotan juga kalau pakai karcis kertas begini. Bisa membuat orang rugi waktu,” terang Eni, salah satu penumpang saat ditemui di Stasiun Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin (23/7/2018).

Eni mengaku harus berangkat pagi karena jam masuk kantornya pukul 8.00. Jika menggunakan tiket kertas hal itu sangat memakan waktu. Dirinya berharap transaksi penggunaan tiket kertas hanya berlaku pada hari ini saja.

“Semoga hari ini saja deh, jangan sampai seminggu ke depan gini. Udah ngerepotin ngantre panjang, karena baru masuk lagi hari ini ya kaget juga kenapa begini,” ujarnya.

Kondisi serupa juga terlihat di Stasiun Bojong Gede. Di sana terlihat antrean penumpang yang cukup panjang. Penumpang harus menunggu cukup lama untuk sampai ke bagian penjualan tiket kertas.

Atas padatnya antrean penumpang di sejumlah stasiun, VP Komunikasi Perusahaan PT KCI Eva Chairunisa memohon maaf atas ketidaknyamanan tersebut.

Dia mengatakan, selama masa pemeliharaan penumpang memang harus bertransaksi lewat tiket kertas. Tiket tersebut diberlakukan di 79 stasiun KRL dan dimulai dari perjalanan kereta pertama hingga kereta terakhir.

“Pakai tiket kertas sementara. Harganya Rp 3.000 ke semua stasiun tujuan. Diharapkan untuk mempercepat proses transaksi kami ingatkan untuk menyiapkan uang tunai sesuai tarif tiket kertas,” jelas Eva saat dikonfirmasi, Senin (23/7).

Sementara itu, sejumlah penumpang KRL di stasiun Depok memutuskan pulang. Mereka tak tahan dengan antrean yang sangat panjang lantaran pembaharuan sistem tiket.

“Ada yang sampai pulang, tetangga aku tadi sekompleks,” kata salah satu penumpang KRL, Puteri Lenggogeni.

Penumpang memilih naik moda transportasi lain untuk menuju tempat kerjanya. Namun, Puteri memilih bertahan.

Warga Depok yang bekerja di Jakarta Pusat itu sehari-hari mengandalkan KRL untuk berangkat dan pulang kerja. Dia mengaku hari ini sulit mendapatkan tiket karena antrean panjang hingga 500 meter. “Antreannya sangat panjang, untuk tubuh aku kecil jadi bisa selap-selip,” beber dia.

Puteri mengaku warga Depok sudah mengantisipasi perubahan sistem tiket, lantaran informasi yang beredar di grup WhatsApp. Makanya, penumpang sengaja datang lebih awal.

Namun, penumpukan justru sudah terjadi sejak subuh. “Aku sampai stasiun jam enam, cuma kata tetangga subuh ramai banget, karena orang sudah antisipasi dari kemarin,” tukas dia. (ysp)