25 radar bogor

Sejak Subuh Antre Cairkan KIP

BELUM TERLAYANI: Ibu-ibu sambil membawa anaknya antre di depan Kantor BRI Unit Semplak untuk mengambil dana KIP, kemarin.
BELUM TERLAYANI: Ibu-ibu sambil membawa anaknya antre di depan Kantor BRI Unit Semplak untuk mengambil dana KIP, kemarin.

BOGOR–RADAR BOGOR,Tidak hanya sejumlah toko perlengkapan sekolah yang dipadati orang tua dan anak untuk menyiapkan tahun ajaran baru. Ibu-ibu asal Kabupaten Bogor pun memadati Bank BRI unit Semplak untuk mencairkan dana bantuan siswa miskin, yang termasuk dalam program pemerintah Kartu Indonesia Pintar, Jumat (13/7).

Demi membeli keperluan anaknya, mereka rela mengantre sejak subuh hari. Seperti yang dilakukan Tuti Lestari (41) warga Curug Semplak, yang rela datang sejak pukul 5 pagi sebelum bank buka.

“Saya antre dari jam lima. Keperluan KIP untuk anak saya, beli buku, beli seragam dan lain-lain,” jelas­nya kepada Radar Bogor.

adop 2

Menurut Tuti, sistem pencairan KIP tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang lebih teratur dan tidak menu­nggu terlalu lama. “Saya antre jam lima, tapi yang datang jam tujuh tadi sudah masuk duluan,” tambah Tuti.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa sistem yang akan mencairkan dana KIP harus membawa buku tabungan dan menumpuknya di bagian security.

Sayang, pihak bank tidak menyusun secara jam kedatangan tetapi memanggil secara acak.

“Harusnya kan ada nomor antre agar lebih teratur. Saya sudah lama menunggu. Mau protes gimana, gak bisa,” tegasnya.

Sama halnya dengan yang dikatakan Yanti Srinayanti, warga Cimulang. Dia datang sejak pukul 4 agar cepat menda­patkan pencairan dan langsung membeli keperluan anaknya. Namun, sayang, ditemui pukul setengah 12 siang kemarin, ia belum juga dipanggil pihak BRI.

“Gak tahu juga ini lama, saya datang sejak pukul 4 subuh. Agar lebih pagi dan cair cepat biar bisa langsung beli buku dan lain-lain,” katanya.

Yanti pun sama dengan ibu-ibu yang lain, mereka rela demi kebutuhan anak-anaknya sekolah bisa dibeli dengan dana bantuan tersebut.

Di tempat yang sama, Neneng warga Bantarkambing pun senasib. Ia yang akan mencair­kan KIP milik dua anaknya sebesar Rp225 ribu dan Rp750 ribu, sampai siang belum juga dipanggil masuk sejak pukul 7 pagi.

“Ya, kami mah ikutin aja bagaimana aturannya, yang penting uang kami cair buat keperluan anak,” ujarnya.

Dikonfirmasi mengenai antrean panjang tersebut, pihak BRI yang diwakili security yang juga mengatur persoalan tersebut, Andri K, mengatakan bahwa kondisi seperti ini memang sudah terlihat sejak seminggu lalu, sehingga pihak BRI membatasi kuota pencairan sehari mak­simal 100 orang.

Kata dia, memang aturan pengambi­lannya diatur seperti ini.

“BRI unit Semplak saat ini melayani maksimal 100 warga yang akan mencairkan KIP. Dengan syarat membawa buku tabungan dan raport anak serta KTP orang tua. Sebenarnya, pencairan sudah bisa dilakukan sejak puasa kemarin. Tapi karena budaya kita selalu mepet, jadi padatnya di akhir-akhir mau masuk sekolah,” bebernya.

Menurut Andri, membiarkan warga mengantre di luar pun lantaran kondisi BRI unit Semplak yang tidak besar.

“Makanya, kami memasukkan 10 orang dulu, sisanya di luar, nanti masuk lagi. Karena kami juga memberikan ruang buat yang umum,” tegas Andri.

Andri mengatakan bahwa sebenarnya semua cabang BRI di mana pun bisa melakukan pencairan dana KIP.

“Gak tahu, mungkin mereka ada omongan mulut ke mulut, kalau di sini saja, ya, jadi ke sini semua,” ucapnya.

Memang, lanjut Andri, dalam aturannya, siswa serta orang tua bisa mencairkan dana di bank itu diatur di sekolah masing-masing agar tidak terlalu banyak dan mengantre lama di bank.

“Tapi Senin besok, kami sudah koordinasi dengan sekolah. Tiap harinya siapa saja yang terjadwal. Misalnya 50 anak setiap hari, agar pencairannya tidak membeludak di sini,” tutup Andri.(ran/c)