CIAWI–RADAR BOGOR, Musim kemarau yang terjadi di beberapa daerah Kabupaten Bogor mulai memberikan pengaruh terhadap pasokan sejumlah jenis kebutuhan pangan seperti sayuran dan beras. Akibatnya, harga beberapa sayuran dan beras mengalami kenaikan.
Menurut Kepala UPT Pertanian Wilayah Ciawi, Teguh Irianto, kenaikan harga pada komoditas pertanian di beberapa pasar adalah hukum alam yang terjadi pada saat musim hujan ataupun kemarau. Makanya, tengkulak biasa menaikkan harga hingga sampai ke pasar. “Banyak tanaman mati pada saat kemarau karena kekurangan air, pasokan barang juga biasanya dimonopoli para tengkulak,” kata Teguh saat ditemui di kantornya.
Adapun, keluhan tingginya harga sayuran datang dari sejumlah ibu rumah tangga yang merasakan dampak langsung dari naiknya harga sayur mayur. Seperti yang diungkapkan warga Ciawi, Dewi Ratnadila (43). Dia mengaku kelimpungan menentukan olahan sayur untuk makan sehari-hari. “Kenaikan harganya sangat jauh, apalagi harga cabai, sangat beda dari biasanya. Harus pandai-pandai saja menyiasati pengaturan uang belanja,” keluhnya.
Terpisah, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan, kemarau ini pihaknya menargetkan penyerapan padi hingga tiga juta ton sampai akhir tahun. Namun dia optimistis, September semua target sudah terpenuhi. “Kita sedang menyerap dan tetap peduli terhadap petani,” ujarnya di sela-sela kunjungan Balai Narkotika Nasional (BNN) Lido, Kecamatan Cigombong, kemarin.
Tak lupa, Buwas juga mengatakan bahwa beras lokal yang dimiliki pemerintah saat ini sudah beredar ke seluruh Indonesia. Bahkan, banyak dari permintaan masyarakat adalah beras lokal dibandingkan beras impor.
“Alhamdulillah, berarti masyarakat sekarang sudah tidak takut tidak ada beras, karena beras ada di mana-mana,” ucapnya.(dka/c)