25 radar bogor

Pasien BPJS Ini Diduga Ditelantarkan Rumah Sakit di Jakarta, Pemerintah Dinilai Masa Bodoh

Ilustrasi Pasien BPJS.
Ilustrasi Pasien BPJS.

JAKARTA-RADAR BOGOR, Pemerintah dituding masih bersikap masa bodoh dengan berbagai keluhan dan laporan para peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) Kesehatan atas pelayanan buruk yang dialaminya.

Seperti yang dialami keluarga Boy Kemboy Silaban. Ibunya yang sudah renta mengalami sakit kanker getah bening stadium I. Namun, hingga kini belum dapat penanganan.

“Kami hanya disuruh menunggu hasil diagnosa operasi kedua, paling cepat satu minggu ke depan nanti kata pihak rumah sakit. Kami harus membawa Ibu pulang ke rumah. Hanya dikasih obat pengurang rasa sakit. Saya tak kuat melihat kondisi Mama. Kami disuruh bawa pulang,” ujar Boy Silaban, saat bertemu di sekitar Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, Selasa (10/7/2018) seperti dilansir rmol.

Boy mengaku, ibunya adalah peserta BPJS Kesehatan Kelas I. Saat dia meminta agar ibunya yang bernama Rauna Simarmata itu diberikan perawatan dan menginap di RSCM, petugas menyampaikan sebaiknya dibawa pulang saja sebab kamar penuh. “Padahal, saya mengecek kamar Kelas I masih ada yang kosong,” ucapnya.

Menurut Boy, mereka akan semakin lama menanggung penderitaan dan melihat ibunya yang kian tak berdaya, mengerang dan terus menerus kesakitan. Jika harus menunggu hasil diagnosa lagi, menurut dia, dia khawatir akan terjadi hal-hal yang fatal kepada ibunya.

“Mama butuh dirawat secara intensif. Kami cemas sekali. Dan menurut saya, itu hasil diagnosa yang dibilang pihak rumah sakit  itu akan sangat lama keluar. Keadaan Mama ini udah enggak memungkinkan kalau tidak secepatnya ditangani. Takutnya kalau lebih lama lagi tak ditangani, akan jadi semakin parah penyakit Mama ini, bang,” tuturnya.

Dia menambahkan, ibunya sudah sempat menjalani kemoterapi sebanyak enam kali. Saat itu, penyakit ibunya masih stadium 1.

“Jadi saat menjalankan kemo ke 4, sempat benjolan mulai hilang tapi di kemo ke 5 benjolan itu mulai timbul lagi sampai selesai kemo ke 6 tetap enggak ada perubahan,” ujarnya.

Dia pun bingung dengan setiap laporan atau keluh kesah mereka yang tidak ditanggapi rumah sakit. “Tiap kita mengeluarkan keluh kesah tentang keadaan mama enggak ditanggapi,” ujar Boy.

Malah, lanjut dia, ibunya disarankan lagi untuk melanjutkan kemoterapi dengan jenis Kemo Sesi 2. Nah, untuk sesi ini, harus terlebih dahulu dilakukan operasi lagi.

“Tetapi pas mau pasca operasi ini malah diperlambat dari pihak rumah sakit, sampai keadaan mama sekarang udah makin parah, benjolannya malah semakin membesar,” sambungnya.

Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar menegaskan, penelantaran pasien peserta BPJS Kesehatan dan sedang mengalami sakit parah adalah kesalahan yang tidak bisa ditolerir.

“Kejadian seperti ini kok masih terus saja terjadi tanpa adanya rasa tanggung jawab dari masing-masing pihak terkait,” kritiknya.

Timboel pun mendesak BPJS Kesehatan segera berkoordinasi dengan pimpinan RSCM agar segera menangani pasien itu.  “Jangan telantarkan pasien dong,” pungkasnya. (ysp)