25 radar bogor

Hanya Dapat THR RP500 Ribu

UPACARA : PNS menjadi potensi lubung suara para peserta Pilkada, tak terkecuali di Kota Bogor.

BOGOR–RADAR BOGOR,Sepertinya tenaga honorer tidak berharap banyak untuk mendapat­kan uang tambahan di luar gaji saat me­nyambut Hari Raya Idul Fitri. Bagi mereka, uang tambahan yang disebut tunjangan hari raya (THR) itu selama ini hanya untuk pegawai negeri sipil (PNS).

Jikapun mendapatkan THR, nilainya tak banyak yakni sebanyak Rp500 ribu. Seperti yang diterima puluhan guru honorer Kota Bogor kemarin (12/6). “Bayangkan saja, mereka (honorer) hanya mendapatkan upah paling besar Rp500 ribu. Ada juga di bawah segitu, dan mereka mau Lebaran.

Sedangkan untuk biaya sehari-hari saja tidak akan cukup. Tapi semangat mengajar mereka sangat tinggi,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Fahruddin, di sela-sela pemberian dana bantuan di aula Disdik Kota Bogor, Jalan Pajajaran.

Dia mengatakan bahwa pemberian tunjangan ini merupakan bentuk apresiasi dan kepedulian Disdik kepada sejumlah tenaga pendidik, khususnya guru honorer. “Tentu ini menjadi keprihatinan sendiri bagi kami, di tengah berkembangnya zaman dan naiknya harga sejumlah keperluan,” bebernya.

Disdik, kata dia, tidak hanya memberikan bantuan jelang Lebaran saja. Ke depan, pengangkatan sejumlah guru honorer terus diupayakan Disdik agar mereka mendapatkan gaji sesuai dengan kinerja mereka.

“Meski (pengangkatan guru honorer) menjadi kewenangan pusat, pemkot akan terus perjuangkan untuk segera mungkin,” tegas Fahmi, sapaan akrabnya.

Adapun, THR tersebut diberikan kepada 30 guru honorer dengan jumlah masing-masing Rp500 ribu dan 22 tenaga administrasi honorer serta golongan satu sebesar Rp500 ribu.

Di tempat terpisah, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo menuturkan, belum semua pemda memberikan perhatian kepada guru honorer, terutama terkait THR.

Guru-guru tersebut biasanya hanya mendapatkan semacam bingkisan Lebaran. “Sebatas bingkisan satu paket sembako, kue, biskuit, sirup. Biasanya senilai Rp250 ribu. Itu sudah dianggap THR,” ujar Heru.

Karena itu, ketika sedang ramai pemberian THR untuk PNS dan pensiunan, para guru honorer juga berharap mendapatkan perhatian dari pemerintah. Meski sebenarnya mereka juga menyadari bahwa menjadi guru merupakan bentuk pengabdian sosial.

Apalagi, tidak semua guru honorer berada di sekolah-sekolah negeri. Namun, ada pula yang di sekolah swasta.

Di sekolah negeri pun bergantung pada kebijakan pemerintah daerah. “Misalnya, kalau pemda itu anggaran untuk belanja pegawainya sudah lebih dari 60 atau 70 persen, tentu akan memberatkan lagi kalau menganggarkan THR bagi guru honorer,” tandasnya.(ran/c)