25 radar bogor

Ponpes Ummul Quro Al-Islami di Leuwiliang, Kembangkan Perguruan Tinggi

Foto-foto : IUQI FOR RADAR BOGOR TAMBAH ILMU: Para mahasiswa IUQI dan mahasiswa luar dari berbagai kampus di Bogor saat mengikuti seminar internasional, beberapa waktu lalu.
BELAJAR: Santri Ummul Quro dibina menjadi front office pengembangan IUQI Mart.

Siapa yang tidak pernah mendengar nama Pesantren Ummul Quro Al-Islami Leuwiliang? Pesantren populer itu sangat akrab di telinga masyarakat Bogor. Bahkan, Ummu Quro Al-Islami digadang-gadang sebagai pesantren terbesar di wilayah Kabupaten Bogor Barat.

PESANTREN yang memiliki lebih dari 3.000 santri aktif itu ternyata memiliki segudang visi dan misi untuk peradaban Islam. Berbagai langkah ditempuh untuk meningkatkan kualitas serta mutu pendidikan para santrinya.

Salah satunya dengan membangun Institut Ummul Quro Al-Islami (IUQI), sebagai perguruan tinggi hasil pengembangan Pesantren Ummul Quro.

Ummul Quro Al-Islami termasuk salah satu pesantren yang cukup berhasil dalam mengelola pendidikan. Pasalnya, tidak semua pesantren memiliki perguruan tinggi dan gedung-gedung pendidikan khusus, apalagi di level institut.

“Alasan berdirinya IUQI tentu karena kebutuhan dan permintaan masyarakat. Kedua, santri kita banyak yang tinggalnya jauh. Seperti di Kalimantan, Sumatera, Madura. Jadi, kita ingin usai lulus dari sini, mereka bisa kuliah di sini. Kita siapkan Ummul Quro untuk itu,” beber Syamsu Rijal kepada Radar Bogor.

Foto-foto : IUQI FOR RADAR BOGOR
TAMBAH ILMU: Para mahasiswa IUQI dan mahasiswa luar dari berbagai kampus di Bogor saat mengikuti seminar internasional, beberapa waktu lalu.

Ia melanjutkan, awalnya kiai ingin mendirikan perguruan tinggi di bidang kedokteran. Itu berawal dari kisah sang kiai saat berada di Madura, di mana mayoritas dokter di sana beragama non-muslim.

“Dari sanalah Pak Kiai berpikir, kenapa dokter muslimnya sedikit? Oleh karena itu, Pak Kiai langsung punya mimpi ingin membangun STIKES. Tapi kan ternyata tidak mudah prosesnya. Akhirnya, kita bangun dulu Institut Ummul Quro Al-Islami,” ujarnya saat ditemui Radar Bogor di sela-sela aktivitasnya mengajar.

Guru yang pernah mengabdi di Pesantren Qotrun Nada Depok itu juga melanjutkan, pengembangan IUQI saat ini menciptakan tiga fakultas, yaitu Fakultas Pendidikan dan Keguruan, Fakultas Ekonomi, juga Fakultas Dakwah. Di bawah tiga fakultas ini ada enam program studi atau prodi.

“Untuk Fakultas Pendidikan dan Keguruan ada prodi Manajemen Pendidikan Islam, Bahasa Arab, dan PGMI. Kemudian, Fakultas Ekonomi Islam ada prodi Ekonomi Islam. Dan Fakultas Dakwah ada prodi Bimbingan Konseling dan Penyuluhan. Ke depannya, akan terus kita tambah lagi sesuai kebutuhan,” sambungnya.

Pada akhirnya, lanjut Rijal, sapaan akrabnya, IUQI dipersembahkan bukan hanya kepada para santri. Calon mahasiswa dari tempat pendidikan lain pun dipersilakan untuk belajar di IUQI. “Salah satu keistimewaan IUQI, sejak berdiri, kami sudah berstatus institut.

Lebih tinggi dari pada jenjang perguruan tinggi. Setelah lima tahun nanti, kami berharap nawa­cita Pak Kiai terwujud, ingin men­dirikan Fakultas Ke­dokteran. Dan tidak menutup ke­mungkinan IUQI akan menjadi Uni­­ver­­sitas Ummul Quro Al-Isla­mi,” pungkasnya.(cr3/c)