25 radar bogor

Meraup Rupiah dari Onderdil Aspal

Ilustrasi onderdil aspal
Ilustrasi onderdil aspal

GUNUNGPUTRI-RADAR BOGOR,Lima hari menjelang Idul Fitri, lalu lalang sepeda motor mulai terlihat mendominasi di sejumlah ruas jalan di jalur Transyogi. Tidak sedikit kendaraan roda dua itu mengangkut penumpang lebih dari dua orang. Sejumlah dus-dus besar pun terlihat di bagian belakang sepeda motor yang diikat rapi. Bisa dipastikan, mereka-mereka ini para pemu­dik yang meman­faatkan sepeda motor sebagai transportasi alternatif.

Di sisi lain, hal ini justru menjadi ber­kah pemilik bengkel sepeda motor. Di saat seperti inilah, mereka kebanjiran order untuk sekadar servis maupun melakukan perbaikan dalam skala besar.

Hanya saja, kondis seperti ini kerap dimanfaatkan oknum bengkel yang berbuat curang. Menjual sparepart atau onderdil aspal (asli tapi palsu) demi meraup uang lebih. Biasanya, tindakan curang ini terjadi di bengkel non-diller alias mandiri.

Tidak bisa dimungkiri, pemilik motor memang lebih memilih mendatangi bengkel mandiri karena jauh lebih murah. Juga, tidak harus mengantre seperti di bengkel-bengkel diller yang selalu dibanjiri saat musim mudik.

”Lebih murah. Kalau ke bengkel resmi, lu­mayan mahal, antre lagi. Jadi nan­ti se­pulang Tarawih bisa langsung mu­dik ke Bandung,” ujar Asep Mulyana (34) war­ga Cipenjo, Kecamatan Cileungsi, saat ditemui Radar Bogor, kemarin (10/6).

Sayangnya, tidak sedikit pemiliki bengkel yang berbuat curang. Tanpa memikirkan kese­lamatan konsumen. Para oknum pemilik bengkel ini tega menjual sparepart aspal, dan mengelabui konsumennya, tan­pa memikirkan keselamatan mereka.

Radar Bogor pun mencoba menelusuri bengkel-bengkel yang ada di wilayah timur Kabupaten Bogor. Empat bengkel di Jalan Raya Cileungsi-Jonggol pun menjadi penelusuran Radar Bogor. Hasilnya mengejutkan, dari empat bengkel, tiga di an­tara­nya me­ngaku ber­buat curang.

Menjual spare­part aspal. Sparepart KW dan rekondisi yang dibungkus deng­an merek ter­tentu. ”Ya, begitulah. Kalau ditanya asli, ya, asli. Tapi palsu juga,” ujar Robi (26) montir salah satu bengkel kepada Radar Bogor, kemarin (11/6).

Menurutnya, meski salah, ia tidak bisa berbuat banyak atau melarang bosnya menjual onderdil palsu. ”Saya kerja di sini. Bos suruh, ya, saya kerjakan saja,” tutur pria berkulit putih itu.

Menurutnya, jelang mudik, kendaraan yang servis meningkat 100 persen. Kalau hari biasa bengkel tempat Robi bekerja hanya mampu mendapatkan 15 konsu­men. Saat jelang mudik seperti ini, bisa sampai 35 konsumen.

”Naik drastis,” katanya. ”Bahkan, saat jelang mudik seperti ini, bukan servis dan ganti oli saja. Ba­nyak yang ganti sparepart baru. Di sini ba­nyak sparepart asli rasa palsu,” akunya.

Menurut­­nya, penggan­ti­an sparepart aspal ini cukup me­ru­gikan kon­sumen. Na­mun, ba­nyak konsemen yang awam, membuat jual beli spa­repart aspal ini aman.
”Kami hanya bilang kepada pelanggan ini ori ya. Sudah, pelanggan pasti per­caya,” kata­nya.

Selain di Cileu­ngsi, Radar Bogor juga me­ngambil sampel beng­kel di Kecamatan Gunungputri. Ada empat bengkel yang dija­dikan sampel. Keempat bengkel ter­sebut berada di sepanjang Jalan Raya Wana­herang, Kecamatan Gu­nungputri, Kabupaten Bogor.

Montir dari keempat bengkel tersebut mengakui bahwa mereka menjual sparepart aspal. Bisnis onderdil aspal ini sudah berjalan selama tiga tahun silam. Dari pengakuan mereka, sparepart palsu dibe­linya dari online. ”Murah-murah dari harga dealer resmi,” ujar Yudo (29) montir salah satu bengkel di bilangan Jalan Raya Wanaherang.

Sayangnya, praktik curang ini belum mendapat respons dari pihak kepolisian. Kapolsek Cileungsi Kompol Asep Fajar mengaku jika sejauh ini belum ada laporan dari konsumen yang mengeluhkan onderdil palsu. Ia pun meminta agar konsumen berani melapor.

”Konsumen harus berani melapor. Nanti akan kami tindak. Terlebih ini jelas meru­­gikan banyak orang,” tuturnya. Ia juga meng­ancam pemilik bengkel yang nekat berbuat curang. “Jika ada yang terbukti, akan kami tindak tegas!” imbuh­nya.(all/c)