25 radar bogor

Kisah Hairul Iskandar, Narapidana yang Menjadi Penceramah

JAWAPOS DORONGAN: Hairul Iskandar (kanan) berfoto bersama Kasat Tahti Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Deddy Arnadi.
ILUSTRASI
PEMBINAAN AGAMA: Penghuni sel tahanan Polres Jakarta Selatan, mendapat siraman rohani dari salah seorang ustaz.

Tak banyak yang dapat melalui fase berada di dalam jeruji besi, diasingkan orang-orang terdekat, hingga kehilangan segala kenikmatan dunia. Namun, Hairul Iskandar -seorang narapidana di Polres Jakarta Selatan- bisa melaluinya.

Label seorang narapidana yang melekat dalam stigma masyarakat sebagai orang jahat pun, bisa diubahnya dengan cara menjadi penceramah.

PADAHAL, bagi mantan napi, mereka tentu sudah banyak berubah. Bagi mereka, penjara benar-benar sebagai tempat untuk mengubah diri menjadi sosok yang lebih baik.

Salah satu mantan napi dengan kasus terduga penipuan, Hairul Iskandar adalah salah satu dari sekian banyak tahanan yang menuai perubahan dalam hidupnya selama berada di rumah tahanan Polres Metro Jakarta Selatan. Kini, namanya dikenal seluruh tahanan dan lingkungan sekitarnya sebagai penceramah.

”Kalau ditanya kenapa tersentuh jadi ustaz karena memang keyakinan agama saya. Kedua, kenapa saya tersentuh untuk menyampaikan ceramah, karena pada saat titik nadir maka yang dibutuhkan orang adalah inspirasi atau semangat,” kata Hairul saat berbincang dengan JawaPos.com (Grup Radar Bogor) beberapa waktu lalu.

Hari pertama mamasuki bulan puasa, adalah hari ketika dia menginjakkan kaki di rumah tahanan Polres Metro Jakarta Selatan. Ketika itu pula Hairul merasakan dinginnya jeruji besi dan kehilangan segala nikmat dunia. Sempat merasa terpuruk, tak membuatnya berhenti berjuang bertahap hidup dari sebuah keputusasaan.

”Karena ada dua pilihan, melanjutkan hidup atau tidak ada harapan, bahkan bisa bunuh diri. Itu yang saya rasakan. Tapi itu pengalaman untuk survival (bertahan hidup).

Anda bisa bayangin pada saat titik nadir kita survive kita kenal dengan orang-orang dari macam-macam jenis kejahatan, dari kasus a,b,c, kita tidur bareng,” ungkapnya.

Bahkan, selama berada di dalam penjara, banyak hal yang tidak dapat dirasakannya di dunia luar. Mulai dari cara bertahan hidup, beribadah tanpa gangguan, hingga hidup teratur.

JAWAPOS
DORONGAN: Hairul Iskandar (kanan) berfoto bersama Kasat Tahti Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Deddy Arnadi.

Hari demi hari dilewatinya dengan membuat biografi kegiatan sehari-hari. Tak hanya itu, di dalam tahanan Polres Metro Jakarta Selatan, Hairul terkenal dengan lapak bukunya.

”Dan percaya enggak percaya, saya di luar kena asam urat, di dalam enggak kena asam urat. Jadi pengalaman menarik saya itu makan apa adanya, justru itu yang sebenarnya sehat.

Bagi saya, di sana seperti pesantren karena semua serbateratur. Bahkan di bulan Ramadan, ibadah kami enggak ada yang ganggu,” imbuhnya.(jpc)