Kehadiran Ramadan sungguh membuat santri-santri SMA Plus Liwaul Furqon bergembira. Betapa tidak, karena bulan ini mereka pahami bahwa Allah SWT tengah mengobral pahala kebaikan berlipat ganda.
Bagi santri Liwaul Furqon, aktivitas puasa tidaklah menjadi beban, karena di luar bulan Ramadan pun mereka terbiasa dengan program puasa sunah Senin Kamis.
Kepala Bidang Pendidikan Yayasan Liwaul Furqon, Ustaz Rizkul Akbar (42) mengutarakan hal tersebut kepada Radar Bogor. Menurutnya, hal fitrah yang lazim dirasakan para santri adalah, hanya di bulan Ramadan ini mereka mendapat izin untuk berlama-lama liburan di rumah, bertemu dengan keluarga tercintanya.
Para santri menjadikan Ramadan sebagai saat yang tepat untuk menambah kedekatannya dengan Allah, malamnya dengan qiyamul lail, siang hari memperbanyak kajian ilmu. Mempererat persaudaraan (ukhuwah) dengan iftar jamai.
Rizkul melanjutkan, di sekolah yang memiliki moto school of moslem leader ini, para santri sudah berada di masjid sejak pukul tiga malam. Ini dilakukan baik pada bulan Ramadan maupun di bulan lainnya. Para santri langsung menuju ke masjid untuk menghidupkan malam dengan tahajud dan tilawah Quran.
Suara lantunan ayat-ayat suci Alquran terdengar bersahut-sahutan. Saat waktu menunjukkan pukul empat, para santri menuju ruang makan untuk makan sahur.
Ini juga menjadi kebijakan dari pihak pimpinan pondok agar santri terbiasa mengamalkan sunah Nabi dengan cara makan sahur di waktu sahur, yaitu beberapa saat sebelum waktu subuh.
Selain disibukkan dengan kegiatan ibadah, waktunya bertepatan dengan masa-masa ujian. ”Para santri harus menghadapi penilaian akhir tahun sebagai syarat kenaikan kelas,” ujarnya.
Unik sekali, sebab saat santri diharuskan memperbanyak ibadah-ibadah mahdhah, namun pada saat yang sama mereka juga tersibukkan diri karena harus belajar pelajaran-pelajaran umum. Karenanya, di samping membawa Alquran, santri juga selalu membawa buku-buku pelajaran yang akan diuji,” jelasnya.
Hal itu, kata Rizkul, membuat mereka harus ekstra membagi waktu untuk bisa membaca Alquran dan membaca buku pelajaran. Meski begitu, para santri tetap menjalankan Ramadan dengan penuh kegembiraan.
Kegiatan tidak berhenti di situ. Para santri memiliki agenda kajian-kajian keagamaan menjelang berbuka. Mereka juga berbuka bersama asatidz. Kegiatan Ramadan para santri ditutup salat Tarawih.(cr3/c)