25 radar bogor

Sibukkan Ramadan dengan Belajar

BUKBER: Buka bersama menjadi tradisi yang terus dipertahankan di SMA Plus Liwaul Furqon.
BUKBER: Buka bersama menjadi tradisi yang terus dipertahankan di SMA Plus Liwaul Furqon.

Kehadiran Ramadan sung­guh membuat santri-santri SMA Plus Liwaul Furqon bergem­bira. Betapa tidak, karena bulan ini mereka pahami bahwa Allah SWT tengah mengobral pahala kebai­kan berlipat ganda.

Bagi santri Liwaul Furqon, aktivitas puasa tidaklah menjadi beban, karena di luar bulan Ramadan pun mereka terbiasa dengan program puasa sunah Senin Kamis.

Kepala Bidang Pendidikan Yayasan Liwaul Furqon, Ustaz Rizkul Akbar (42) mengutarakan hal tersebut kepada Radar Bogor. Menurutnya, hal fitrah yang lazim dirasakan para santri adalah, hanya di bulan Ramadan ini mereka mendapat izin untuk berlama-lama liburan di rumah, bertemu dengan keluarga tercintanya.

Para santri menjadikan Rama­dan sebagai saat yang tepat untuk menambah kedekatannya dengan Allah, malamnya dengan qiyamul lail, siang hari memper­banyak kajian ilmu. Mempe­rerat persau­daraan (ukhuwah) dengan iftar jamai.

Rizkul melanjutkan, di sekolah yang memiliki moto school of moslem leader ini, para santri sudah berada di masjid sejak pukul tiga malam. Ini dilakukan baik pada bulan Ramadan mau­pun di bulan lainnya. Para santri langsung menuju ke masjid untuk menghidupkan malam dengan tahajud dan tilawah Quran.

Suara lantunan ayat-ayat suci Alquran terdengar bersahut-sahutan. Saat waktu menun­jukkan pukul empat, para santri menuju ruang makan untuk makan sahur.

Ini juga menjadi kebijakan dari pihak pimpinan pondok agar santri terbiasa menga­­malkan sunah Nabi dengan cara makan sahur di waktu sahur, yaitu beberapa saat sebelum waktu subuh.

Selain disibukkan dengan kegiatan ibadah, waktunya berte­patan dengan masa-masa ujian. ”Para santri harus menghadapi penilaian akhir tahun sebagai syarat kenaikan kelas,” ujarnya.

Unik sekali, sebab saat santri diharuskan memper­banyak ibadah-ibadah mahdhah, namun pada saat yang sama mereka juga tersibukkan diri karena harus belajar pelajaran-pelajaran umum. Kare­nanya, di samping memba­wa Alquran, santri juga selalu membawa buku-buku pelajaran yang akan diuji,” jelasnya.

Hal itu, kata Rizkul, membuat mereka harus ekstra membagi waktu untuk bisa membaca Alquran dan membaca buku pela­jaran. Meski begitu, para santri tetap menjalankan Rama­dan dengan penuh kegem­biraan.

Kegiatan tidak berhenti di situ. Para santri memiliki agenda kajian-kajian keagamaan menje­lang berbuka. Mereka juga berbu­ka bersama asatidz. Kegiatan Ramadan para santri ditutup salat Tarawih.(cr3/c)