25 radar bogor

Pesantren ala SMA Plus Liwaul Furqon di Leuwiliang, Genjot Bahasa asing

Foto : IKI/RADAR BOGOR PADAT AKTIVITAS: Para santri dan asatidz foto bersama di sela-sela kegiatan mengkaji dan menghafal Alquran.
SETOR HAFALAN: Para santri saat membaca dan mengulang hafalan Alquran.

SMA Plus Liwaul Furqon merupakan sekolah berbasis boarding school atau sekolah berasrama. Sekolah yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, ini memadukan dua kurikulum, yakni kurikulum nasional serta kurikulum diniyah, yang mempelajari ilmu-ilmu agama seperti Akidah, Akhlak, Fiqih, dan Sirah Nabawiyah.­

Konsep tersebut dipilih dengan tujuan agar lulusannya memiliki dua kemampuan seka­ligus, kemampuan akade­mik dan kemampuan mengu­asai ilmu-ilmu agama.

Pembina Yayasan Liwaul Furqon, Ustaz Ahmad Zainuddin Al Banjari (42) menjelaskan, sekolah tersebut memiliki tiga program unggulan yaitu tahfidzul quran, informasi teknologi (IT), serta kemampuan berba­hasa, Arab dan Inggris.

“Lulusan Liwaul Furqon kami targetkan memiliki hafalan Alquran paling sedikit lima juz sebagai syarat kelulusan dengan kualitas bacaan yang mutqin, mampu menguasai teknologi informasi di antaranya skill aplikasi Office, desain grafis, dan editing video, serta memi­liki kecakapan berbicara bahasa Arab dan Inggris,” be­ber­nya kepada Radar Bogor.

Untuk melatih kecakapan bahasa para siswa, lanjut Ah­mad, dilaksanakan agenda mu­frodat (kosakata) setiap harinya. Para siswa diberi kosakata baru dalam bahasa Arab maupun Inggris, lalu diperin­tahkan untuk dihafalkan.

Setiap malam Ahad juga diada­kan muhadhoroh tiga bahasa. Selain itu, juga dilaksana­kan muhadatsah atau percakapan dengan bahasa Arab dan Inggris setiap Ahad pagi.

SMA Plus Liwaul Furqon juga menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler, baik yang sifat­nya wajib maupun pilihan. Ekstra­kurikuler wajib itu, antara lain, panahan dan seni beladiri aikido. Sedangkan ekstra­kurikuler pilihan, di antaranya futsal, English Club, basket, serta IT Club.

“Untuk menam­bah ilmu-ilmu agama, siswa juga di­berikan materi-materi dalam bentuk kajian kitab Hadits Arbain Nawawi, pelati­han Thibbun Nabawi, serta pela­tihan pengu­rusan jenazah,” jelasnya.

Ahmad juga menekankan, kedisiplinan dan kebersihan bagi para siswa adalah kewa­jiban yang harus dijalan­kan setiap santri. Di mana para santri bangun sejak pukul tiga malam untuk menghafal mufro­dat dan qiyamul lail.

Selepas salat Subuh, para siswa masuk ke dalam halaqah-hala­qah tahfidz dengan pembim­bingan para guru.(cr3/c)