25 radar bogor

Pesantren Ash Shogiri di Tanah Baru Bogor Utara, Konsiten Salafi, Ramadan Tanpa Perbedaan

FOTO : NELVI/RADAR BOGOR BERSIAP-SIAP: Sebagian santriwati Pesantren Ash Shogiri menyiapkan takjil dan menu untuk berbuka puasa bagi para penghuni pesantren di Tanah Baru, Bogor Utara tersebut.
FOTO : NELVI/RADAR BOGOR
BERSIAP-SIAP: Sebagian santriwati Pesantren Ash Shogiri menyiapkan takjil dan menu untuk berbuka puasa bagi para penghuni pesantren di Tanah Baru, Bogor Utara tersebut.

Pesantren Salaf atau Pondok Pesantren Salafiyah adalah sebutan bagi pondok pesantren yang meng­kaji kitab-kitab kuning (kitab kuno). Pesantren salaf identik de­ngan pesantren tradisional (klasik), yang berbeda dengan pesantren modern dalam hal metode pengajaran dan infrastrukturnya.

Seperti halnya Pesantren Ash Shogiri yang dikunjungi Radar Bogor awal pekan kemarin.

Di pesantren salaf, hubungan an­tara kiai dengan santri cukup dekat secara emosional. Kiai terjun langsung dalam menangani para santrinya. Jenis pesantren seperti ini bisa kita lihat di Pondok Pesan­tren Ash Shogiri yang terletak di Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.

Pemilik pesantren, Robiah Ada­wiah menje­laskan bahwa meto­de pengajaran ya­ng diterapkan di Ash Shogiri terbagi menjadi dua, yaitu metode sorogan wetonan dan metode klasikal. Metode sorogan adalah sistem belajar mengajar di mana santri membaca kitab yang dikaji di depan ustaz atau kiai.

Sedangkan sistem weton adalah kiai membaca kitab yang dikaji, seda­ngkan santri menyimak, men­de­­ngarkan, dan memberi makna pada kitab tersebut.

Metode sorogan dan wetonan merupakan metode klasik dan paling tradisional yang ada sejak pertama kali lembaga pesan­tren didirikan, masih tetap eksis dan dipakai sampai saat ini.

“Adapun metode klasikal adalah metode sistem kelas yang tidak berbeda dengan sistem modern. Ha­nya saja, bidang studi yang diajar­­kan mayoritas adalah keil­muan agama,” katanya kepada Radar Bogor.

Kata dia, Ramadan maupun bukan bulan Ramadan, suasana dan peng­­a­jaran di ponpes yang ia pim­pin dan kelola tersebut tidak ada perbe­daan. Semua sama, yang membe­dakan hanya penambahan kegiatan umum di bulan Ramadan, seperti sahur dan buka puasa bersama, serta Tarawih berjamaah.(ran/c)