25 radar bogor

Momentum Mencari Ketenangan Batin

BERDOA: Vihara Dhanagun di Jalan Suryakancana, kemarin (29/5) mulai dipadati oleh umat Buddha.
BERDOA: Vihara Dhanagun di Jalan Suryakancana, kemarin (29/5) mulai dipadati oleh umat Buddha.

BOGOR–RADAR BOGOR,Puncak perayaan Waisak berlangsung kemarin (29/5). Umat Buddha berdatangan ke vihara. Salah satu yang menjadi jujukan di Kota Bogor adalah Vihara Dhanagun di Jalan Suryakancana.

Pengurus Vihara Dhanagun Ayung Kusuma menuturkan, tidak ada yang berbeda dari perayaan Waisak di Bogor dari tahun ke tahun. Hanya saja, menenangkan batin menjadi momentum yang tepat bagi umat Buddha di tiap Waisak.

“Ini dilakukan pada saat puncak perayaan Waisak pada pukul 21.19.13 WIB. Ditandai dengan meditasi selama beberapa saat oleh umat Buddha,” bebernya.

Ayung mengatakan, meditasi bisa dilakukan di mana pun para umat merasa nyaman. Ada yang di vihara, di rumah, ada juga yang di ruangan tertutup, tidak makan apa pun sampai besok atau sekuatnya. “Itu boleh saja, asalkan mereka dapat ketenangan batin dalam meditasi,” ungkapnya.

Selain untuk mendapatkan ketenangan batin, dengan bermeditasi, para umat pun sebelumnya disarankan untuk menahan diri dengan tidak memakan daging selama sebulan sebelum perayaan Waisak.

“Ini maknanya rendah diri, makannya bukan daging yang mahal-mahal, tapi yang murah dulu,” tambah Ayung.

Tapi, tradisi ini pun dikembalikan lagi ke masing-masing umat karena sifatnya tidak wajib.

“Mereka mau melakukan selama sebulan sebelum Waisak boleh, mau seminggu saja boleh, beberapa hari saja boleh, hukumnya tidak wajib,” tegasnya.

Meski tidak diwajibkan, lanjut Ayung, umat Buddha pasti melakukannya dalam menyambut perayaan Waisak. Harapannya, segala kebaikan tersebut dapat terus dilakukan di kehidupan sehari-hari, tidak hanya saat Waisak.

Untuk diketahui, Waisak merupakan hari suci bagi umat Buddha. Ada tiga peristiwa penting yang diperingati, yak­ni lahirnya Siddharta Gautama di Taman Lumbini pada tahun 623 SM.

Siddharta kemu­dian mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddhadi Buddha-Gaya (Bodh Gaya) pada usia 35 tahun pada tahun 588 SM, dan Buddha Gautama Parinibbana di Kusinara pada usia 80 tahun pada tahun 543 SM. Ketiga hal ini kemudian disebut dengan Tri Suci Waisak.(ran/c)