25 radar bogor

Nilai UN 2018 Anjlok, Ini Biang Keroknya Versi KPAI

Ilustrasi Unas.
Perdana: Siswa-siswi SMP Taruna andigha serius mengisi soal ujian nasional berbasis komputer. Taruna andigha for radar Bogor.

JAKARTA-RADAR BOGOR, Anjloknya hasil Ujian Nasional (UN) 2018 harus menjadi momentum pemerintah untuk mengevaluasinya. Sebab, mulai dari jenjang SMP hingga SMA sama-sama mengalami penurunan, bukan kenaikan.

Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti mengatakan, hasil yang anjlok ini sejatinya sudah diprediksi banyak orang. Menurut Retno, banyak siswa SMA dan SMP peserta UN mengeluhkan sulitnya soal.

“Khususnya untuk soal esai yang menurut pihak Kemendikbud diklaim sebagai soal HOTS,” kata Retno kepada JawaPos.com, Selasa (29/5/2018).

Menurut pengakuan para peserta UN, lanjut Retno, soal jenis itu tidak pernah diperkenalkan selama menempuh pembelajaran. Bahkan beberapa materi tidak sesuai dengan yang mereka pelajari. “Tidak ada pula di kisi-kisi UN yang mereka dapatkan,” jelasnya.

Atas keluhan tersebut, Retno meminta pihak Kemendikbud mau mendengar dan bersedia dengan besar hati mengevaluasinya.

Dia meminta untuk tidak menyalahkan anak-anak dengan istilah cengeng dan malas.

“Jika dalam suatu ujian mayoritas anak mendapatkan nilai jelek, maka seorang guru pasti akan mengevaluasi soalnya dan pendekatan pembelajarannya. Bukan menyalahkan para siswanya cengeng atau malas,” beber dia.

Retno menambahkan, anjloknya nilai UN juga diduga karena tak ada pembaharuan pembelajaran bernalar di ruang-ruang kelas. Reformasi pembelajaran di kelas seharusnya dimulai dari para guru.

“Para guru harus disiapkan terlebih dahulu oleh Kemendikbud, Kementerian Agama dan Dinas-dinas pendidikan. Kalau gurunya sudah mampu melaksanakan pembelajaran HOTS maka adil jika muridnya diuji dengan soal HOTS,” pungkasnya. (ysp)