25 radar bogor

Keluarga Grace Minta Rekonstruksi Ulang

EKSPOSE: Kapolres Bogor AKBP Andi Moch Dicky (tengah) menunjukkan barang bukti kasus pembunuhan yang menimpa Grace, kemarin (25/5).
EKSPOSE: Kapolres Bogor AKBP Andi Moch Dicky (tengah) menunjukkan barang bukti kasus pembunuhan yang menimpa Grace, kemarin (25/5).

BOGOR-RADAR BOGOR,Rekonstruksi terkait kasus pembunuhan sadis terhadap balita asal Nanggewer, Cibinong, beberapa waktu lalu, tak membuat keluarga puas.

Pihak keluarga almarhum Grace Gabriela Bimusu (5) mengira ada beberapa yang janggal terhadap rekonstruksi yang dilakukan Polres Bogor Kamis (24/5) lalu. Mereka pun meminta Polres Bogor melakukan rekonstruksi ulang.

Ketua Tim Advokasi keluarga korban, Tobbyas Ndiwa, men­duga jika rekonstruksi yang belakangan dilakukan tidak sesuai dengan fakta yang terjadi. Pihak­nya juga tidak diper­kenankan terlibat saat rekons­truksi. Untuk itu, dalam waktu dekat pihaknya akan menyam­paikan permohonan rekonstruksi ulang ke Polres Bogor.

“Kami merasa ini sangat prematur. Jadi, ini harus direkonstruksi ulang melibatkan kami semua. Rencana, kami akan melakukan protes, kalau tidak Senin atau Selasa kami ke Polres Bogor,” jelasnya kepada Radar Bogor, kemarin (27/5).

Tobbyas mengatakan jika memang pihak orang tua korban tidak diperkenankan untuk turut serta dalam rekonstruksi, seharusnya tim advokasi tidak dihalang-halangi ikut rekonstruksi. Hal tersebut justru menghambat pihaknya untuk melihat fakta-fakta apa saja yang terjadi.

“Kalau orang tua tidak boleh seharusnya kuasa hukum boleh dong. Karena penting. Kalau bicara pidana, kita melihat fakta-fakta apa saja yang terjadi,” jelasnya.

Waktu pengungkapan yang memakan beberapa hari setelah ditemukannya mayat Grace pun dinilai lamban. Sebab, menurutnya, setelah mayat ditemukan ada lima lokasi yang langsung di-police line oleh Polres Bogor. Empat lokasi di antaranya berdekatan dengan kediaman tersangka R, bocah 15 tahun yang diduga menghabisi nyawa Grace.

“Hilangnya dari 30 April, ketemunya 1 Mei. Tapi ngungkapnya beberapa hari kemudian. Polisi sudah lama tahu tapi kenapa baru diungkap sekarang,” kata Tobbyas.

Dia menduga ada pihak lain di kediaman R yang juga turut terlibat. Menurutnya, mustahil pekerjaan serapi itu bisa dikerjakan bocah 15 tahun seorang diri. Sebab, sejak Grace hilang pukul 10.00 WIB, warga sudah beberapa kali menyisir tempat mayat Grace ditemukan pada pukul 01.30 WIB dini hari.

Tak hanya itu, dalam rekonstruksi dijelaskan bahwa R membawa karung berisi mayat dengan cara diseret. Namun, barang bukti menyatakan bahwa tidak ada tanda pada karung bekas diseret ataupun kotor karena tanah. “Itu bohong, kalau diseret karung tersebut tidak ada bekas lecet. Jadi seperti dipikul. Karungnya bersih. Kami curiga berat ada pihak lain yang terlibat yang ada di rumah itu,” jelasnya.

Di tempat terpisah, hingga kemarin (27/5) Polres Bogor belum menetapkan tersangka baru dari tewasnya Grace. Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bogor, Iptu Irina Kania Devi menjelaskan, isu yang berkeliaran bahwa bocah R dibantu oleh orang tuanya ketika menghabisi Grace, belum bisa dibuktikan. “Dugaan itu dari masyarakat aja. Kami sih masih perdalam aja apakah ada yang terkait atau tidak,” ujarnya ketika dikonfirmasi.

Menurutnya, untuk mengungkap kasus Grace ini perlu kehati-hatian. Sebab, tersangka dan korbannya merupakan anak di bawah umur. Sehingga, untuk menggali keterangan dari tersangka pun pihaknya memerlukan bantuan dari tim psikolog.

“Perlu perlakuan khusus bawah umur. Pastikan kita ada pelayan dari psikolog. Yang digali saat ini masih keterangan yang kemarin,” tukasnya.

Sebelumnya diberitakan, R (15), pelaku pembunuhan terhadap Grace Gabriela Bimusu (5) ditangkap. Bocah yang baru lulus SMP itu tak lain tetangga korban di Perumahan Bogor Asri, Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.(fik/c)