CERAMAH: Pengajian setelah salat yang diadakan YPP Darul Fallah rutin selama puasa.Keberadaan Pesantren Pertanian Darul Fallah selain untuk memperkuat sektor pertanian, juga menjembatani bahwa sesungguhnya profesi bertani juga sangat mulia dan terhormat. Sama dengan profesi lain, seperti guru ataupun tenaga medis.
Pesantren Pertanian Darul Fallah berdiri dan berkiprah di tengah masyarakat Bogor sejak setengah abad lalu. Sebuah pengabdian keilmuan yang cukup lama dengan para alumninya, yang telah menyebar ke seluruh pelosok nusantara.
Pada waktu didirikan, nama pertanian bagi sebutan pesantren sesungguhnya masih sangat baru waktu itu, karena tidak ada sebelumnya yang berciri khas seperti Darul Fallah.
Kemampuan Pesantren Pertanian Darul Fallah melahirkan santri-santri yang mumpuni di bidang pertanian memang tidak perlu diragukan lagi.
Selain dibekali kemampuan pendalaman agama Islam, sehari-hari mereka bergelut dengan tata cara dan teknik bertani dengan baik. Tidak heran, alumni PP Darul Fallah hampir setengahnya berwiraswasta di bidang pertanian dan rata-rata berhasil. Bahkan, IPB pun setiap tahun menerima alumni PP Darul Fallah.
Kepala Madrasah Aliyah Darul Fallah Ismail Saleh mengatakan, program di bulan Ramadan sedikit berbeda dengan hari biasa. Karena bertepatan dengan ujian semester juga, meskipun kajian kitab dan mengajar mengaji tetap ada, dilakukan sesudah sekolah.
“Setelah salat Subuh dan mengaji, masing-masing kelas memiliki proyek sendiri-sendiri. Namun, pada sore sampai malam hari ada kegiatan lain seperti belajar ceramah dan menjadi imam,” ucapnya
Ia juga menambahkan, selain kegiatan mengajar para santri pun melakukan serangkaian program yang sudah disusun khusus bulan Ramadan. Salah satunya buka bersama di masjid dan dilakukan kajian terlebih dahulu.
“Tak hanya mengaji pribadi, ada pula kajian Islam akhlak, dan pengajian bersama sesudah ashar. Tetap ada waktu bermain,” tambahnya.(nal/c)
Lebih lanjut ia mengungkapkan, tahun sebelumnya ada pengajaran tentang keagamaan selama satu bulan, yang memang tidak bersamaan dengan ujian semester.
“Malah dua tahun lalu kami memberlakukan pelajaran agama, ngaji, akhlak, fiqih, hapalan hadist, bahasa Arab, Inggris, jadi semua guru mencoba mengajarkan keagamaan selama satu bulan,” pungkasnya.(nal/c)