CIOMAS–RADAR BOGOR,Ruang kelas ambruk rupanya tidak hanya terjadi di SDN Kota Batu, Kecamatan Ciomas. Dalam beberapa bulan terakhir, hal serupa juga terjadi di sejumlah sekolah di Bumi Tegar Beriman. Hal ini pun mendapat reaksi keras dari Komisi Pemantau Legislatif (Kopel) Indonesia.
Menurut mereka, hal ini menunjukkan rendahnya perhatian Pemerintah Kabupaten Bogor terhadap dunia pendidikan. Baik di tingkat eksekutif maupun legislatif.
”Sebelumnya kita tahu bahwa telah terjadi setidaknya lima sekolah mengalami kejadian yang sama,” kata Koordinator Advokasi Kopel, Anwar Razak kepada Radar Bogor, kemarin (24/5).
Dalam catatan Kopel, setiap tahun -dalam tiga tahun terakhir- banyak ruang sekolah yang roboh. ”Untung saja anak-anak tidak jadi korban,” lanjutnya.
Namun, menurut dia, pada implikasinya tetap saja merugikan murid-murid karena mereka harus belajar di tempat-tempat darurat. Sayangnya, Pemkab Bogor, termasuk anggota DPRD-nya, tidak sama sekali belajar dari kejadian-kejadian sebelumnya.
”Seharusnya robohnya SDN Ciluar 02, SDN Cipinang 01, SDN Mutiara, dan SDN Sukaluyu 03 jadi bukti nyata. Mestinya kan ada tindakan yang cepat untuk mengecek dan mengidentifikasi sekolah-sekolah lain yang berisiko roboh,” tegasnya.
Bahkan, kata dia, bila perlu harus ada anggaran mitigasi untuk pencegahan ruang kelas roboh. Dengan kondisi ini, Kopel melihat bahwa sekarang ini sudah saatnya Kementerian Pendidikan, Ombudsman, dan Komisi Perlindungan Anak Republik Indonesia memberikan teguran keras kepada Pemkab Bogor atas kelalaiannya ini.
”Kami sangat berharap intervensi pemerintah pusat dan lembaga koalisi pemerintah menyeriusi persoalan ini. Kami sangat kasihan dengan keselamatan jiwa anak-anak yang terancam dan kenyamanannya belajar terusik hanya karena pemerintahnya tidak peduli,” bebernya lagi.
Terlebih, kata dia, Bogor ini adalah daerah yang kaya dengan Rp6,7 triliun total APBD-nya. Bahkan paling kaya di antara daerah lain di Indonesia. “Namun pelayanan pendidikannya masih buruk, bahkan memberikan ancaman kepada anak-anak dan masyarakat di sevkitarnya,” ketusnya.(dka/c)