25 radar bogor

Bermula dari Huruf Hijaiyah

GENERASI PENERUS: Anak-anak TK Miftahul ‘Ulum yang merupakan cikal bakal berdirinya pesantren.

Pesantren ini awal berdiri sekitar 1990. Pendirinya sekaligus pengelola, Fuad Fithrie, tidak menyangka akan menjadi seperti ini. Fuad mengungkapkan, pesantrennya bermula dari yang hanya menumpang di rumah saudara atau kerabat, kemudian ada yang menitipkan seorang anak untuk mengaji ilmu dasar seperti huruf hijaiyah.

Lalu, dari hari ke hari semakin berkembang dan jumlahnya kian bertambah. Dari hanya mengajarkan huruf hijaiyah, lalu ditambahkan dengan pelajaran layaknya di madrasah. Untuk itu, diajarkan ilmu fiqih, tajwid, tauhid, dan ilmu lainnya.

Karena anak yang ingin belajar kian bertambah, akhirnya tidak tertampung. Maka, pada 1991, Fuad mulai mencari tempat yang lebih luas lagi. Hingga bertemulah dengan lahan yang saat ini dijadikan tempat menuntut ilmu. Lalu, kegiatan mengaji dari rumah yang dulu dialihkan ke tempat yang baru.

Lantaran pada saat itu (1991) juga bertepatan dengan bulan Ramadan, maka dibuatlah program untuk Ramadan. Diawali dengan kegiatan kuliah subuh.

“Alhamdulillah disambut dengan sangat baik oleh masyarakat,” bebernya. Selama Ramadan, di majelis ini selalu penuh dan ramai. Semenjak itu hasilnya sangat baik, karena terlihat juga dari lingkungan masyarakat yang sepertinya haus akan siraman rohani. Seiring berjalannya waktu, rupanya, semakin hari semakin dapat dikembangkan.

Prihatin dengan jumlah santri yang sedikit, datanglah seseorang yang memang fokus dan berkecimpung di dunia pendidikan, yang berminat ingin membuka sekolah dan mengajak bekerja sama dalam mengelola sekolah ini nantinya.

Fuad pun menyambutnya dengan baik. Sebab, Fuad ingin fasilitas yang sudah ada dapat dimanfaatkan dengan baik, agar pahalanya pun mengalir kepada siapa pun yang menginfakkan hartanya untuk membangun sekolah ini.

Kerja sama pun terjalin dengan membangun SMK di lingkungan Pesantren Miftahul ‘Ulum.

Karena sifatnya kerja sama, maka manajemennya diserahkan sepenuhnya pada pihak sekolah, namun dari sisi pengetahuan kepesantrenan atau keagamaan, dari pihak pesantren akan turut serta memberikan ilmu.

“Diharapkan ke depan ketika sudah berjalan dengan baik, siswa dapat mondok di sini,” tutupnya.(cr4/c)