25 radar bogor

Program Lain yang Menjadi Unggulan Pesantren, Cetak Penghafal Alquran sejak Dini

MUROJAAH: Para santri saat menyetor hafalan qurannya pada ustaz pembimbing.

Tahfidz Alquran adalah program unggulan Subulul Ihsan berikut setelah bahasa Arab. Di sana, para santri diarahkan untuk menghafalkan Alquran sejak kecil.

Annisa Sarah Amalia (23), salah satu guru yang konsen membina hafalan Alquran mengatakan, ada tiga tingkatan anak-anak dibina dari awal sampai benar-benar bisa memulai hafalan.

Yang pertama, tajwid. “Mereka kami didik dulu tajwidnya. Tujuannya, supaya para santri memahami tempat-tempat keluar huruf atau makhorijul huruf. Jadi, mereka tidak salah dalam menuturkan setiap huruf di Alquran. Karena jika salah huruf, bisa salah makna,” bebernya kepada Radar Bogor.

Setelah memahami tajwid dengan baik, lanjut Annisa, para santri diarahkan untuk mengembangkan bacaannya melalui program tahsin Alquran. Ia menjelaskan, maksud tahsin adalah agar para santri bisa membaca Alquran dengan baik.

“Misalnya dari segi nada dan qiroah, cara berhenti, cara melanjutkan, dan seni-seni dalam membaca Quran. Itu semua dikembangkan di tahsin.

Kami ingin memastikan setelah memahami tajwid, mereka bisa menggunakannya dengan baik,” sambung wanita yang pernah mendalami hafalan di Pesantren Ummahatul Mukminin Magelang itu.

Jika telah memahami tajwid dan tahsin dengan baik, masih kata Annisa, para santri baru diperkenankan untuk mulai menghafal Alquran.

Ini penting diajarkan, agar ketika menghafal nanti, tidak ada ayat yang salah baca karena belum memiliki dasar-dasar membaca Alquran dengan baik. Kata Annisa, itulah fungsi tajwid dan tahsin.

“Setelah dihafal, barulah kita ulang-ulang sampai benar-benar hafal dari ayat ke ayat, surat ke surat, sampai dengan juz per juz. Inginnya bisa hafal 30 juz. Mereka kita arahkan agar selalu mengulang-ulang hafalannya tiap saat.

Paling tidak setelah zuhur dan isya. Adapun setelah subuh, mereka setorkan hafalannya ke guru pembimbing tahfidz,” jelas wanita yang sudah satu tahun mengabdi di Subulul Ihsan itu.

Ia juga berpesan, kunci kesuksesan sesungguhnya dalam menghafal Alquran adalah seberapa sering seorang santri mengulang kembali ayat-ayat yang pernah dihafal sebelumnya.

“Menghafal boleh jadi cukup di awal-awal saja. Tapi mengulangnya bisa puluhan, ratusan, atau ribuan kali. Semakin sering diulang, semakin mudah diingat. Tahfidz bukan bagaimana soal menghafal, melainkan mengulang apa yang pernah kita hafal,” pungkasnya.(cr3/c)