JAKTIM–RADAR BOGOR,Aksi kejahatan semakin marak terjadi di Cibubur dan Jakarta. Dalam sepekan saja, ada tiga perampokan minimarket secara berturut-turut di wilayah Jakarta Timur. Selain itu juga ada aksi penodongan di kawasan Cibubur. Kondisi ini dinilai imbas dari kondisi ekonomi masyarakat yang semakin sulit, sehingga memicu meningkatkan aksi kejahatan.
“Saat ini harga semua bahan pokok mahal, pekerjaan sulit, sementara jumlah penduduk miskin terus bertambah. Akumulasi dari semua itu menjadi faktor meningkatnya kejahatan di ibu kota,” ujar Direktur Eksekutif Pusat Pengkajian Jakarta (PPJ) Muhlis Ali.
Ia mengatakan, jika tidak ada perbaikan kondisi ekonomi, kemungkinan kejahatan semakin menjadi-jadi. Hal ini tentu sebuah pekerjaan rumah bagi pemerintah pusat maupun daerah.
“Segeralah perbanyak lapangan kerja, dan kendalikan harga bahan pokok. Karena hanya dengan itu angka kejahatan dapat ditekan,” katanya.
Seperti diketahui, tiga perampokan berturut-turut terjadi di tiga minimarket yang ada di Jakarta Timur sejak memasuki bulan Ramadan 2018. Komplotan perampok bersenjata api itu menyasar minimarket yang buka 24 jam.
Menanggapi adanya rentetan aksi perampokan menggunakan senjata api di Jakarta Timur, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono meminta pengusaha minimarket meningkatkan kewaspadaan dan memasang CCTV.
”Dengan adanya banyak kejadian kejahatan, kita berharap pemilik pertokoan atau rumah untuk mengunci, menjaga, dan dibantu pantauan CCTV,” ucapnya.
Sementara, soal batasan jam operasional bagi minimarket, menurut Argo, tergantung pada pemilik usaha.
”Kita bisa lihat untung ruginya, kadang masyarakat juga yang membutuhkan. Kalau keluar malam dia membutuhkan toko (belanja, red) gimana? Itu semuanya nanti bisa diperhitungkan,” katanya. (ind/ibl)