25 radar bogor

Bank Jaga Bunga Kredit

 

JAKARTA–Kenaikan suku bunga acuan Bank Indone­sia 7 days reverse repo rate (BI-7DRRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,5 persen diya­kini tidak akan berdampak banyak pada suku bunga kre­dit.

Meski perbankan su­dah be­r-ancang-ancang melaku­­kan pe­nye­suaian suku bunga sim­panan, transmisinya diper­ki­ra­kan tidak akan banyak. Hal serupa terjadi pada suku bunga kredit.

Per Maret 2018, suku bunga kredit rata-rata tercatat sebesar 11,2 persen, sedangkan suku bunga deposito sebesar 5,8 persen. Suku bunga tersebut sebenarnya berpeluang naik setelah ini. Namun, jika melihat pertumbuhan kredit yang masih di kisaran 8 persen dan non performing loan (NPL) 2 persen, kenaikan tersebut butuh waktu yang agak lama.

Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menilai, jika bank ter­lalu cepat menaikkan suku bunga kredit, dikhawatirkan akan menimbulkan NPL baru. ’’Selama pertumbuhan kredit masih rendah, semestinya adjustment dari lending rate tidak segitu-gitu (tinggi) juga ya,” katanya.

Menurut dia, kenaikan suku bunga BI-7DRRR 25 bps sa­ngat tipis. Jikapun di pasar keuangan ada gejolak, efek fundamen­tal kenaikan suku bunga acuan ter­hadap pasar hanya faktor sen­timen. ’’Fun­damental impact-nya kurang terasa,” lanjutnya.

Keputusan BI untuk m­enaik­kan BI-7DRRR sudah sesuai dengan perkiraan ekonom. Kalangan perbankan pun me­­nilai keputu­san tersebut su­­dah tepat. Ke­naikan suku bunga acuan itu di­la­­kukan un­tuk menstabilkan pere­ko­no­mian, mengantisipasi pe­le­mahan likuiditas global, dan me­nja­ga daya tahan ru­piah.

Terle­bih, ketidak­pastian di pasar ke­uangan global menjadi pe­nga­ruh yang besar terhadap pe­ngu­atan mata uang dolar AS (USD).

’’Perbankan tentu harus me­nyi­kapi keputusan BI dengan cermat dan tepat, tapi ti­dak reaktif,” ujar Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Kiryanto. Menurut dia, bank tidak harus latah dengan ikut menaikkan suku bunga simpanan dan kredit.

Secara umum, lanjut pria yang akrab disapa Ryan itu, respons perbankan terhadap kenaikan suku bunga BI-7DRRR mungkin beragam. Ada yang menaikkan suku bunga, ada juga yang tidak.

Namun, hal itu kembali lagi pada likuiditas bank dan struktur dana pihak ketiga (DPK). ’’Sekarang yang dibutuhkan adalah efektiv­i­t­as kebijakan fiskal guna menja­di stimulus penggerak inves­ta­si dan sektor riil. Sehingga per­mintaan kredit bisa mening­kat,” lanjut Ryan.

Di pasar saham, indeks sek­tor keuangan kemarin ma­­sih ditutup di zona merah dengan penurunan 0,85 persen. Tam­paknya, dampak kenai­kan su­k­u bunga acuan pada sa­­ham-saham perbankan be­­lum kuat.

Analis senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, jika bank ti­dak berhati-hati dalam melaku­­kan penyesuaian suku bunga kre­dit, kenaikan suku bunga acuan ini justru dapat menja­di bumerang bagi per­tum­buhan kredit.

’’Paling tidak, ada pengertian dari perbankan untuk tidak ikut menaikkan suku bunganya, sehingga permintaan kredit bisa terjaga di masyarakat,” urainya.(rin/c17/sof)