BANDUNG–RADAR BOGOR,Calon gubernur Jawa Barat nomor urut 4, Deddy Mizwar berang. Dia menduga ada pihak yang menunggangi aturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang mengeluarkan surat edaran yang melarang calon kepala daerah di Pilkada 2018 berkampanye melalui seni drama, sinetron, maupun seni peran lainnya di layar televisi. Larangan tersebut dikeluarkan KPI dalam Surat Edaran Nomor 68 Tahun 2018.
”Hal Ini sangat memprihatinkan, larangan itu sangat tendensius, dan itu terkesan ada agenda setting dan dipolitisasi. Jangan-jangan (KPI) ditunggangi nih,” kata Deddy kemarin (10/5).
Ia menilai nuansa politis dalam larangan KPI sangat kental. Pihaknya khawatir kebijakan larangan tersebut ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu yang ingin menyiasatinya di Pilgub Jabar.
Apalagi, dirinya mendapat informasi di luar bahwa larangan yang dikeluarkan KPI memang diarahkan pada dirinya.
”Informasinya larangan itu ditujukkan untuk menghantam saya. Tidak menutup kemungkinan itu dipesan. Tapi untuk kepastiannya sedang kami telusuri,” katanya.
Demiz -sapaan akrabnya- mengaku telah bertemu dengan KPU pusat dan mengonfirmasi masalah larangan tersebut dan hasil diskusi diketahui bahwa larangan itu merupakan kesepakatan bersama, antara KPI, Bawaslu, KPU dan Dewan Pers. Namun, demikian dalam kesepakatan tersebut tidak disinggung masalah penayangan sinetron.
”Jadi larangan itu adalah penafsiran dari KPI, dan tidak menyentuh pada hal kesepakatan,” katanya.
Oleh karena itu, Deddy akan melakukan gugatan hukum kepada KPI terkait dengan adanya surat edaran larangan tersebut.
”Besok kami akan layangkan somasi untuk KPI,” ujarnya.
Rencananya, tim advokasi akan menindaklanjuti gugatan somasi tersebut ke KPI dan berencana membawa kasus tersebut ke PTUN.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, memang dalam waktu dekat khususnya di bulan Ramadan ini pihaknya dan salah satu lembaga penyiaran akan menayangkan sinetron religi berjudul Cuma Disini. Sinetron itu sebagai pengganti dari sinetron Para Pencari Tuhan.
”Sinetron religi ini kan memang rutin ditayangkan pada setiap tahunnya, dan profesi saya memang aktor, bukan orang yang sengaja mencari popularitas melalui tayangan film. Bahkan di sinetron itu pun tidak ada hal-hal yang menyangkut kampanye politik, tetapi justru di sana ada syiar Islam, dan ada edukasi bagi masyarakat,” tegasnya.(gal/rep/ant)